Adalah
defisit neurologis berupa : kelumpuhan
lengan dan tungkai sesisi, defisit sensoris sesisi (tebal, tidak berasa,
dsb), bicara pelo, kelumpuhan otot-otot wajah sesisi, dan sebagainya.
Gejala-gejala tersebut di atas dapat timbul :
Gejala-gejala
tersebut merupakan manifestasi dari infark
(kerusakan sel/sel kekurangan oksigen) pada otak. Ciri-ciri mulai
timbulnya dan gejala pengiringnya menandakan sifat, lokalisasi, dan
jenis kelainan yang diderita pada otak.
Faktor
resiko terjadinya stroke antara lain :
Ada
dua jenis stroke, yaitu stroke ischemic, dan stroke hemorrhagic. Stroke
ischemic dibedakan lagi menjadi stroke emboli dan trombosis.
Pada
pemeriksaan fisik bisa ditemui adanya defisit motoris (kelumpuhan)
sesisi, defisit sensoris (berkurangnya sensasi raba, tekan, nyeri, dsb)
pada tubuh sesisi. Reflek fisiologis yang meningkat pada sisi yang
lumpuh, dan timbulnya reflek patologis pada sisi yang lumpuh.
Untuk
mengetahui secara pasti penyebab stroke tersebut, dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan CT Scan otak. Dengan pemeriksaan tersebut
kita bisa mengetahui lokasi, jenis stroke, dan perkembangan pengobatan
yang diberikan.
Penatalaksanaan
penderita, selain dengan pengobatan terhadap stroke yang diderita
(operasi atau pengobatan konservatif), juga
menghindari faktor pencetus (misal rokok), juga dengan melakukan
rehabilitasi medik terhadap kelumpuhan/gangguan sensoris/gangguan
lainnya, supaya setidaknya dapat dicapai kondisi yang optimal, baik
fisik, mental, dan sosial.
defisit neurologis berupa : kelumpuhan
lengan dan tungkai sesisi, defisit sensoris sesisi (tebal, tidak berasa,
dsb), bicara pelo, kelumpuhan otot-otot wajah sesisi, dan sebagainya.
Gejala-gejala tersebut di atas dapat timbul :
Berlangsung
secara tiba-tiba dalam waktu singkat (beberapa menit, jam atau 1/2
hari)
Serentak
dengan hilang kesadaran (pingsan)
Secara
berangsur-angsur dengan penurunan kesadaran/tanpa gangguan kesadaran.
Gejala-gejala
tersebut merupakan manifestasi dari infark
(kerusakan sel/sel kekurangan oksigen) pada otak. Ciri-ciri mulai
timbulnya dan gejala pengiringnya menandakan sifat, lokalisasi, dan
jenis kelainan yang diderita pada otak.
Faktor
resiko terjadinya stroke antara lain :
Umur,
lebih tua lebih mungkin terserang stroke.
Hipertensi.
Diabetes
mellitus, orang yang diobati insulin lebih banyak mempunyai resiko
untuk mengidap stroke.
Penyakit
jantung.
Merokok.
Ada
dua jenis stroke, yaitu stroke ischemic, dan stroke hemorrhagic. Stroke
ischemic dibedakan lagi menjadi stroke emboli dan trombosis.
Stroke
ischemic, merupakan stroke yang terjadi akibat pembuntuan
dari pembuluh darah otak. Pembuntuan tersebut bisa berupa trombus,
gumpalan trombosit (karena fibrilasi atrium), gumpalan kuman (pada
endokarditis bakterial), atau gumpalan darah.
Stroke
hemorrhagic, merupakan stroke yang terjadi akibat pecahnya
pembuluh darah di otak.
Pada
pemeriksaan fisik bisa ditemui adanya defisit motoris (kelumpuhan)
sesisi, defisit sensoris (berkurangnya sensasi raba, tekan, nyeri, dsb)
pada tubuh sesisi. Reflek fisiologis yang meningkat pada sisi yang
lumpuh, dan timbulnya reflek patologis pada sisi yang lumpuh.
Untuk
mengetahui secara pasti penyebab stroke tersebut, dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan CT Scan otak. Dengan pemeriksaan tersebut
kita bisa mengetahui lokasi, jenis stroke, dan perkembangan pengobatan
yang diberikan.
Penatalaksanaan
penderita, selain dengan pengobatan terhadap stroke yang diderita
(operasi atau pengobatan konservatif), juga
menghindari faktor pencetus (misal rokok), juga dengan melakukan
rehabilitasi medik terhadap kelumpuhan/gangguan sensoris/gangguan
lainnya, supaya setidaknya dapat dicapai kondisi yang optimal, baik
fisik, mental, dan sosial.
0 Response to "STROKE"
Post a Comment