Latest Updates

Istri Durhaka !!! ini ciri-cirinya

Perilaku para istri dijaman sekarang kebanyakan tapi
tidak semua melenceng dari syariat islam. hal ini mungkin dikarenakan
berbagai sebab diantaranya karena kurangnya ilmu ,nilai keimanan ,karena
contoh dari sinetron yang kebanyakan tak sesuai dengan syariat islam
,karena pergaulan yang salah.


Berikut ada 10 kesalahan istri yang umum di masyarakat kita:
1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna
Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan
pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana
ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah
pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang
problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.





Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia
tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi
berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang
mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan
sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya
jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak
sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di
dalamnya.

2. Nusyus (tidak taat kepada suami)

Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan
tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang
melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak
ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan
untuknya.
Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:

  1. Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.

  2. Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.

  3. Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah.

  4. Lalai dalam melayani suami.

  5. Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya

  6. Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya.

  7. Keluar rumah tanpa izin suami.

  8. Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.
Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan
ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan
dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi
apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka.
Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan
cinta dan memelihara kesetiaan suami.

3. Tidak menyukai keluarga suami

Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh
perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak
boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya.
Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus
berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.
Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu
mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam
mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang,
sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia
tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang
tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan
orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah,
bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar
lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari
keluarganya dengan berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan
dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga ‘pernikahan antar keluarga’.
Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami adalah
keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan
keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan
merasa tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam
kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.

4. Tidak menjaga penampilan

Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan
mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika
hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara
maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada
acara lainnya di luar rumah. Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di
depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya
mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau,
rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang
menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri,
jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka
menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya
dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah
dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya
di rumah lebih berhak untuk itu.

5. Kurang berterima kasih

Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi
keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia
harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun
suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.
Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih
kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan
kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan.
Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya
sangat jauh dari dirinya.
Seorang istri yang shalihah tentunya mampu memahami
keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan
sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan
mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang
dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat
Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (Qs.Ibrahim :7 )

6. Mengingkari kebaikan suami

“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.”
Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.
Ajaib !! wanita sangat dimuliakan di mata Islam,
bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar
ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni
mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?
“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal
itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi
mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat
suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa,
kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari
seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat
kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari
(5197).
Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam
neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi , apa
dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?
Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami,
mengingkari kebaikan-kebaikannya,  maka berhati-hatilah dengan apa yang
telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Bertobat,  satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa
neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di
kerongkongan,  masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti
nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai
saudariku; kejarlah ajalmu,  bukankah engkau tidak tahu kapan engkau
akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya
di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi
pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu
dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa
segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)
Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita
lakukan selama ini , jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi
diri,  jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa
kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai
dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan
yang telah suami kita lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)

7. Mengungkit-ungkit kebaikan

Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak
terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri
menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka
mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada
tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan
memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk
mereka adzab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu
Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang
yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang
suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu
ketika menjual. ” [HR. Muslim]

8. Sibuk di luar rumah

Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di
luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin
suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung
jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah
dipikulnya terabaikan.
Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati
rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap,
anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus
menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka
menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.

9. Cemburu buta

Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu
ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila
seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang
jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan,
melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka
rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri
terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina,
mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri
lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal
ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka
tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.
Jika kecurigaan istri berlebihan, tidak berdasar pada
fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang
kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman
ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya
akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri
kepada dirinya.

10. Kurang menjaga perasaan suami

Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan
pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik,
kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa
berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti
perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci,
berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu
berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka
masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.
Demikian beberapa kesalahan-kesalahan istri yang
terkadang dilakukan kepada suami yang seyogyanya kita hindari agar suami
semakin sayang pada setiap istri. Semoga keluarga kita menjadi keluarga
yang sakinah, mawadah, warohmah.
amin…


Artikel : http://hikayahhati.blogspot.com/

2 Responses to "Istri Durhaka !!! ini ciri-cirinya"