Latest Updates

Tawakkal Haruslah Diiringi dengan Usaha

Tawakkal Haruslah Diiringi dengan Usaha
Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”[1]
Hadits di atas menjelaskan mengenai urgensi tawakkal. Ibnu Rajab mengatakan, ”Tawakkal adalah seutama-utama sebab untuk memperoleh rizki”.[2] Sebagaimana Allah Ta’ala sebutkan dalam firman-Nya,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca ayat di atas kepada Abu Dzar Al Ghifariy. Lalu beliau berkata padanya,
لَوْ أَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ أَخَذُوْا بِهَا لَكَفَتْهُمْ
Seandainya semua manusia mengambil nasehat ini, itu sudah akan mencukupi mereka.[3] Yaitu seandainya manusia betul-betul bertakwa dan bertawakkal, maka sungguh Allah akan mencukupi urusan dunia dan agama mereka.[4]
Al Qurtubi mengatakan, ”Barangsiapa menyerahkan urusannya sepenuhnya kepada Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya.”[5]
Sedangkan tawakkal yang sebenarnya adalah menyandarkan hati pada Allah dalam usaha untuk memperoleh manfaat atau menolak bahaya, baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat seluruhnya. Dalam tawakkal, seseorang betul-betul menyandarkan diri pada Allah dan ia pun menyempurnakan keyakinan bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi rizki, mendatangkan bahaya atau manfaat selain Allah semata. Itulah hakikat tawakkal yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali[6].
Tawakkal Bukan Hanya Pasrah
Sebagian orang seringkali salah kaprah dalam memahami tawakkal. Dikiranya tawakkal hanyalah sikap pasrah, tanpa ada usaha dan kerja sama sekali. Ini sungguh keliru. Tawakkal yang benar haruslah tercakup dua hal yaitu [1] penyandaran diri pada Allah dan [2] melakukan usaha. Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Usaha dengan anggota badan dalam melakukan sebab adalah suatu bentuk ketaatan pada Allah. Sedangkan bersandarnya hati pada Allah adalah termasuk keimanan.”[7]
Di antara bukti bahwa tawakkal yang benar haruslah disertai dengan melakukan usaha adalah keadaan burung yang dijelaskan dalam hadits yang telah lewat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa burung tersebut bisa pulang dalam keadaan mendapatkan rizki dikarenakan ia juga melakukan usaha keluar di pagi harinya, disertai hatinya bersandar pada Allah.
Al Munawi mengatakan, ”Burung itu pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali ketika sore dalam keadaan kenyang. Namun, usaha (sebab) itu bukanlah yang memberi rizki, yang memberi rizki adalah Allah Ta’ala. Hal ini menunjukkan bahwa tawakkal tidak harus meninggalkan usaha. Tawakkal haruslah dengan melakukan berbagai usaha yang akan membawa pada hasil yang diinginkan. Karena burung saja mendapatkan rizki dengan usaha. Sehingga hal ini menuntunkan pada kita untuk mencari rizki.[8]
Allah subhanahu wa ta’ala dalam beberapa ayat juga menyuruh kita agar tidak meninggalkan usaha sebagaimana firman-Nya,
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang.” (QS. Al Anfaal: 60).
Juga firman-Nya,
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah.” (QS. Al Jumu’ah: 10). Dalam ayat-ayat ini terlihat bahwa kita juga diperintahkan untuk melakukan usaha.
Sahl At Tusturi mengatakan, ”Barangsiapa mencela usaha (meninggalkan sebab) maka dia telah mencela sunnatullah (ketentuan yang Allah tetapkan). Barangsiapa mencela tawakkal (tidak mau bersandar pada Allah) maka dia telah meninggalkan keimanan.”[9]
Allah Memang yang Memberi Rizki
Allah memang yang memberi rizki sebagaimana firman-Nya,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.”(QS. Hud: 6). Ibnu Hajar Al ‘Asqolani mengatakan, “Namun hal ini bukan berarti seseorang boleh meninggalkan usaha dan bersandar pada apa yang diperoleh makhluk lainnya. Meninggalkan usaha sangat bertentangan dengan tawakkal itu sendiri.”[10]
Imam Ahmad pernah ditanyakan mengenai seorang yang kerjaannya hanya duduk di rumah atau di masjid. Orang yang duduk-duduk tersebut pernah berkata, ”Aku tidak mengerjakan apa-apa. Rizkiku pasti  akan datang sendiri.” Imam Ahmad lantas mengatakan, ”Orang ini sungguh bodoh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah bersabda,
إِنَّ اللَّه جَعَلَ رِزْقِي تَحْت ظِلّ رُمْحِي
Allah menjadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku.[11][12]
Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang”. Disebutkan dalam hadits ini bahwa burung tersebut pergi pada waktu pagi dan kembali pada waktu sore dalam rangka mencari rizki. Para sahabat pun berdagang. Mereka pun mengolah kurma. Yang patut dijadikan qudwah (teladan) adalah mereka (yaitu para sahabat).”[13]
Semoga Allah memberkahi setiap rizki yang kita peroleh. Hanya kepada Allah sebaik-baik tempat menggantungkan diri.
Referensi Utama:
Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an, Al Qurtubhi, Mawqi’ Ya’sub.
Fathul Bari, Ibnu Hajar ‘Al Asqolani, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379.
Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, Darul Muayyid, cetakan pertama, 1424 H.
Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, Asy Syamilah
Tuhfatul Ahwadzi bisyarhi Jaami’ At Tirmidzi, Asy Syamilah.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Disusun di Panggang, Gunung Kidul, 18 Dzulhijah 1430 H


[1] HR. Ahmad (1/30), Tirmidzi no. 2344, Ibnu Majah no. 4164, dan Ibnu Hibban no. 402. Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no.310 mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Muqbil Al Wadi’i dalam Shohih Al Musnad no. 994 mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[2] Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 516, Darul Muayyid, cetakan pertama, 1424 H.
[3] HR. Ahmad, Ibnu Majah, An Nasa-i dalam Al Kubro. Dalam sanad hadits ini terdapat inqitho’ (terputus) sehingga hadits ini adalah hadits yang lemah (dho’if). Syaikh Al Albani dalam Dho’if Al Jami’ no. 6372 mengatakan bahwa hadits tersebut dho’if. Namun makna hadits ini shahih (benar) karena memiliki asal dari ayat al Qur’an dan hadits shahih.
[4] Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 516.
[5] Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an, Al Qurtubhi, 18/161, Mawqi’ Ya’sub.
[6] Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 516, Darul Muayyid, cetakan pertama, 1424 H.
[7] Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 517.
[8] Lihat Tuhfatul Ahwadzi bisyarhi Jaami’ At Tirmidzi, 7/7-8, Asy Syamilah
[9] Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 517.
[10] Fathul Bari, Ibnu Hajar ‘Al Asqolani, 11/305, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379.
[11] Maksud hadits ini adalah bahwa harta rampasan perang (ghonimah) itu halal bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Al Muhallab mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan dibanding para Nabi sebelumnya yaitu dengan dihalalkannya ghonimah. Ghonimah inilah rizki bagi beliau.” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 9/130, Asy Syamilah). Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan bahwa rizkinya yaitu ghonimah (harta rampasan perang) berasal dari kilatan pedangnya karena berperang dengan kaum kuffar. Artinya, beliau sendiri melakukan usaha yaitu berperang, baru dapatlah ghonimah.
[12] HR. Ahmad, dari Ibnu ‘Umar. Sanad hadits ini shahih sebagaimana disebutkan Al ‘Iroqi dalam Takhrij Ahaditsil Ihya’, no. 1581. Dalam Shahih Al Jaami’ no. 2831, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[13] Fathul Bari, 11/305

Bagikan

Waktu Pagi adalah Waktu Penuh Keberkahan

Waktu Pagi adalah Waktu Penuh Keberkahan
Perlu kita ketahui bersama bahwa waktu pagi adalah waktu yang sangat utama dan penuh berkah. Tulisan berikut akan sedikit mengupas mengenai keutamaan waktu pagi dan bagaimana memanfaatkannya. Semoga Allah selalu memberi kita taufik untuk mengamalkan setiap ilmu yang telah kita peroleh.






SAUDARAKU, KETAHUILAH KEUTAMAAN WAKTU PAGI
[Pertama] Waktu Pagi adalah Waktu yang Penuh Berkah
Waktu yang berkah adalah waktu yang penuh kebaikan. Waktu pagi telah dido’akan khusus oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai waktu yang berkah.
Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Apabila Nabi shallallahu mengirim peleton pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan hadits ini, pen) adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia menjadi kaya dan banyak harta. Abu Daud mengatakan bahwa dia adalah Shokhr bin Wada’ah. (HR. Abu Daud no. 2606. Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)
Ibnu Baththol mengatakan, “Hadits ini tidak menunjukkan bahwa selain waktu pagi adalah waktu yang tidak diberkahi. Sesuatu yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada waktu tertentu) adalah waktu yang berkah dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik uswah (suri teladan) bagi umatnya. Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan waktu pagi dengan mendo’akan keberkahan pada waktu tersebut daripada waktu-waktu yang lainnya karena pada waktu pagi tersebut adalah waktu yang biasa digunakan manusia untuk memulai amal (aktivitas). Waktu tersebut adalah waktu bersemangat (fit) untuk beraktivitas. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan do’a pada waktu tersebut agar seluruh umatnya mendapatkan berkah di dalamnya.” (Syarhul Bukhari Libni Baththol, 9/163, Maktabah Syamilah)
[Kedua] Waktu Pagi adalah Waktu Semangat Untuk Beramal
Dalam Shohih Bukhari terdapat suatu riwayat dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu kontinu. Lakukanlah ibadah (secara kontinu) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” (HR. Bukhari no. 39. Lihat penjelasan hadits ini di Fathul Bari)
Yang dimaksud ‘al ghodwah’ dalam hadits ini adalah perjalanan di awal siang. Al Jauhari mengatakan bahwa yang dimaksud ‘al ghodwah’ adalah waktu antara shalat fajar hingga terbitnya matahari. (Lihat Fathul Bari 1/62, Maktabah Syamilah)
Inilah tiga waktu yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari sebagai waktu semangat (fit) untuk beramal.
Syaikh Abdurrahmanbin bin Nashir As Sa’di mengatakan bahwa inilah tiga waktu utama untuk melakukan safar (perjalanan) yaitu perjalanan fisik baik jauh ataupun dekat. Juga untuk melakukan perjalanan ukhrowi (untuk melakukan amalan akhirat). (Lihat Bahjah Qulubil Abror, hal. 67, Maktbah ‘Abdul Mushowir Muhammad Abdullah)
BAGAIMANA KEBIASAAN ORANG SHOLIH DI PAGI HARI?
[1] Kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
An Nawawi dalam Shohih Muslim membawakan bab dengan judul ‘Keutamaan tidak beranjak dari tempat shalat setelah shalat shubuh dan keutamaan masjid’. Dalam bab tersebut terdapat suatu riwayat dari seorang tabi’in –Simak bin Harb-. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh,
أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk?”
Jabir menjawab,
نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.
“Iya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.” (HR. Muslim no. 670)
An Nawawi mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah shubuh dan mengontinukan duduk di tempat shalat jika tidak memiliki udzur (halangan).
Al Qadhi mengatakan bahwa inilah sunnah yang biasa dilakukan oleh salaf dan para ulama. Mereka biasa memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdo’a hingga terbit matahari.” (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/29, Maktabah Syamilah)
[2] Kebiasaan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
Dari Abu Wa’il, dia berkata, “Pada suatu pagi kami mendatangi Abdullah bin Mas’ud selepas kami melaksanakan shalat shubuh. Kemudian kami mengucapkan salam di depan pintu. Lalu kami diizinkan untuk masuk. Akan tetapi kami berhenti sejenak di depan pintu. Lalu keluarlah budaknya sembari berkata, “Mari silakan masuk.” Kemudian kami masuk sedangkan Ibnu Mas’ud sedang duduk sambil berdzikir.
Ibnu Mas’ud lantas berkata, “Apa yang menghalangi kalian padahal aku telah mengizinkan kalian untuk masuk?”
Lalu kami menjawab, “Tidak, kami mengira bahwa sebagian anggota keluargamu sedang tidur.” Ibnu Mas’ud lantas bekata, “Apakah kalian mengira bahwa keluargaku telah lalai?”
Kemudian Ibnu Mas’ud kembali berdzikir hingga dia mengira bahwa matahari telah terbit. Lantas beliau memanggil budaknya, “Wahai budakku, lihatlah apakah matahari telah terbit.” Si budak tadi kemudian melihat ke luar. Jika matahari belum terbit, beliau kembali melanjutkan dzikirnya. Hingga beliau mengira lagi bahwa matahari telah terbit, beliau kembali memanggil budaknya sembari berkata, “Lihatlah apakah matahari telah terbit.” Kemudian budak tadi melihat ke luar. Jika matahari telah terbit, beliau mengatakan,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَقَالَنَا يَوْمَنَا هَذَا
“Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami berdzikir pada pagi hari ini.” (HR. Muslim no. 822)
[3] Keadaan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di Pagi Hari
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah orang yang gemar beribadah dan bukanlah orang yang kelihatan bengis sebagaimana anggapan sebagian orang. Kita dapat melihat aktivitas beliau di pagi hari sebagaimana dikisahkan oleh muridnya –Ibnu Qayyim Al Jauziyah.-
Ketika menjelaskan faedah dzikir bahwa dzikir dapat menguatkan hati dan ruh, Ibnul Qayim mengatakan, “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah suatu saat shalat shubuh. Kemudian (setelah shalat shubuh) beliau duduk sambil berdzikir kepada Allah Ta’ala hingga pertengahan siang. Kemudian berpaling padaku dan berkata, ‘Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku’ –atau perkataan beliau yang semisal ini-.” (Al Wabilush Shoyib min Kalamith Thoyib, hal.63, Maktabah Syamilah)
Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi taufik oleh Allah untuk mengisi waktu pagi dengan amalan sholih.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Bagikan

Sahabatku... Semoga Engkau Mengetahui Hak-hak Ini

Sahabatku... Semoga Engkau Mengetahui Hak-hak Ini
Saudaraku yang semoga dirahmati Allah. Sungguh persahabatan merupakan suatu karunia dari Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah yang artinya,“Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara” (Ali Imron : 103). Ini adalah nikmat Allah yang sangat agung. Maka seharusnya kita menjaganya dengan memperhatikan hak-hak di antara sahabat. Pembahasan berikut, berisi sebagian hak-hak persahabatan yang seharusnya diperhatikan oleh orang-orang yang mengikat tali tersebut.


Bersahabatlah karena Allah
Ingatlah wahai saudaraku -semoga Allah menunujuki kita untuk taat kepada-Nya-, bahwa tujuan kita bersahabat adalah senantiasa untuk mengaharap ridho Allah Ta'ala. Dan janganlah sekali-kali persahabatan tersebut dijadikan untuk mendapatkan kepentingan dunia semata.
Persahabatan yang dilandaskan saling cinta karena Allah itulah yang akan mendapatkan manisnya iman, sebagaimana Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya iman, yaitu Allah dan Rosul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api." (HR. Bukhari)
Di samping itu, persahabatan seperti inilah yang akan kekal hingga hari kiamat nanti, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman yang artinya,"Teman-teman akrab  pada hari (kiamat) nanti sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa."(QS. Az Zukhruf : 67).
Imam Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah ‘azza wa jalla, inilah yang kekal selamanya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Maka perhatikanlah wahai saudaraku, sudah benarkah niat kita dalam bersahabat?! Apakah persahabatan tersebut hanya untuk menyelesaikan urusan duniawi semata?!! Setelah urusan tersebut selesai, kita meninggalkan sahabat kita!! Ingatlah, persahabatan yang benar adalah persahabatan yang dilandasi cinta karena Allah, yaitu seseorang mencintai sahabatnya karena tauhid yang dia miliki, pengagungan dia kepada Allah, dan semangatnya dalam mengikuti sunnah Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam.


Berbuat Itsar-lah pada Sahabatmu
Di antara hak terhadap sesama yang dianjurkan adalah mendahulukan sahabatnya dalam segala keperluan (baca : itsar) dan perbuatan ini dianjurkan (mustahab).
Perhatikanlah firman Allah Ta'ala yang artinya,"Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan" (QS. Al Hasyr : 9).
Kaum Anshor yang terlebih dahulu menempati kota Madinah, mereka mendahulukan saudara mereka dari kaum Muhajirin dalam segala keperluan, padahal mereka sendiri membutuhkannya.
Sungguh sangat menakjubkan, seorang sahabat Anshor yang memiliki dua istri ingin menceraikan salah satu istrinya. Kemudian setelah masa 'iddahnya berakhir dia ingin menikahkannya dengan sahabatnya dari kaum muhajirin. Adakah bentuk itsar yang lebih daripada ini?!! (Aysarut Tafaasir, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi)
Perbuatan itsar ini hanya berlaku untuk urusan duniawi (seperti mendahulukan saudara kita dalam makan dan minum). Sedangkan dalam masalah ketaatan (perkara ibadah), perbuatan ini terlarang. Karena maksud dari ibadah adalah pengagungan kepada Allah Ta’ala. Maka barangsiapa yang mendahulukan saudaranya dalam hal ini, berarti dia telah meninggalkan pengagungan terhadap Allah Ta’ala yang dia sembah. Oleh karena itu, kita tidak diperbolehkan mendahulukan saudara kita (itsar) untuk menempati shaf pertama dalam sholat berjama’ah, sedangkan kita di shaf belakang. (Lihat Al Wajiz fii Iidhohi Qowa’id Al Fiqhi Al Kulliyati)
Bantulah Sahabatmu yang Berada dalam Kesulitan
Misalnya ada saudara kita yang membutuhkan bantuan pinjaman uang. Maka berusahalah untuk menolongnya dengan memberi pinjaman hutang padanya. Karena pemberian hutang yang pertama kali merupakan kebaikan. Sedangkan pemberian hutang kedua kalinya adalah sedekah. Sebagaimana dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Barangsiapa yang memberi hutang kepada saudaranya kedua kalinya, maka dia seperti bersedekah padanya.
Jagalah Kehormatan Sahabatmu
Wahai saudaraku, jagalah kehormatan sahabatmu, karena Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda pada khutbah ketika haji Wada' yang artinya,"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram." (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).
Di antara bentuk menjaga kehormatan saudara kita adalah menjaga rahasianya yang khusus diceritakan pada kita. Rahasia tersebut adalah amanah dan kita diperintahkan oleh Allah untuk selalu menjaga amanah. Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Apabila seseorang membicarakan sesuatu padamu, kemudian dia menoleh kanan kiri, maka itu adalah amanah."(HR. Abu Daud dalam sunannya). Perbuatan seperti ini saja dilarang, apalagi jika sahabatmu tersebut memintamu untuk tidak menceritakannya pada orang lain. Maka yang demikian jelas lebih terlarang. (Huququl Ukhuwah, Syaikh Sholeh Alu Syaikh).
Semoga dengan mengamalkan hak-hak ini, kita akan menjadi orang-orang yang akan mendapatkan naungan Allah di akherat kelak, di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Amin.
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com

Bagikan

Pemimpin Wanita dalam Kaca Mata Islam

Pemimpin Wanita dalam Kaca Mata Islam
Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma'in.
Mungkin sebagian orang masih ragu mengenai masalah ini. Ada yang masih ngotot bahwa pemimpin boleh-boleh saja dari kaum wanita. Caleg, Bupati, Gubernur dan Presiden boleh saja dari wanita. Namun tentu saja yang menjadi hakim dalam pro-kontra yang ada adalah bukanlah hawa nafsu. Kalau dengan hawa nafsu, maka semua akan berbicara seenaknya berbicara sendiri. Allah dan Rasul-Nya lah sebaik-baik hakim dalam masalah ini.
Oleh karena itu, dalam tulisan kali ini kami ingin meluruskan persepsi sebagian orang mengenai hal ini. Namun, kami bukan maksud membela golongan tertentu atau meremehkan mereka. Tidak sama sekali. Yang kami sajikan hanyalah perkataan Allah dan Rasul-Nya (dari Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam), bukan pendapat si A dan si B yang bisa saja salah. Semoga Allah memberi taufik pada siapa saja yang membaca tulisan ini.
Dalam Al Qur’an, Kaum Laki-laki adalah Pemimpin bagi Kaum Wanita Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Qs. An Nisaa’ : 34)
Bagaimana maksud ayat ini menurut para ulama yang mendalam ilmunya?
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim mengatakan mengenai ’ar rijaalu qowwamuna ’alan nisaa’, maksudnya adalah laki-laki adalah pemimpin wanita. (Ad Darul Mantsur, Jalaluddin As Suyuthi)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Laki-lakilah yang seharusnya mengurusi kaum wanita. Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, sebagai hakim bagi mereka dan laki-lakilah yang meluruskan apabila wanita menyimpang dari kebenaran. Lalu ayat (yang artinya), ’Allah melebihkan sebagian mereka dari yang lain’, maksudnya adalah Allah melebihkan kaum pria dari wanita. Hal ini disebabkan karena laki-laki adalah lebih utama dari wanita dan lebih baik dari wanita. Oleh karena itu, kenabian hanya khusus diberikan pada laki-laki, begitu pula dengan kerajaan yang megah diberikan pada laki-laki. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, ”Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita.” Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dari hadits ‘Abdur Rohman bin Abu Bakroh dari ayahnya. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim pada tafsir surat An Nisaa’ ayat 34)
Asy Syaukani rahimahullah juga mengatakan bahwa maksud ’qowwamuna’ dalam ayat ini: laki-laki seharusnya yang jadi pemimpin bagi wanita. (Fathul Qodir pada tafsir surat An Nisaa’ ayat 34)
Syaikh ‘Abdur Rahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Kaum prialah yang mengurusi kaum wanita agar wanita tetap memperhatikan hak-hak Allah Ta’ala yaitu melaksanakan yang wajib, mencegah mereka dari berbuat kerusakan. Kaum laki-laki (baca: suami) berkewajiban pula mencari nafkah, pakaian dan tempat tinggal bagi kaum wanita.” (Taisir Karimir Rahman)
Dalam surat An Nisaa’ ayat 34 juga terdapat dalil lain yang menunjukkan bahwa laki-laki adalah pemimpin wanita yaitu pada ayat:
فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا
”Kemudian jika mereka (para istri) mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa istri harus menaati suaminya, bukan sebaliknya suami harus mentaati istri. (Tafsir Al Qur’an Lil Utsaimin, 5/81, Mawqi’ Al ’Allamah Al Utsaimin)
Jika laki-laki adalah pemimpin bagi wanita dalam rumah tangga yang lingkupnya lebih kecil, bagaimana mungkin wanita dibolehkan jadi pemimpin bagi desa, kecamatan, kabupaten, propinsi apalagi negara!!
Banyak Ayat Lain dalam Al Qur’an yang Mendukung Hal Ini
Pertama; Allah melebihkan derajat laki-laki daripada wanita
وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Al Baqarah: 228)
Kedua; Para Nabi dan Rasul adalah laki-laki.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى
“Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri.” (Qs. Yusuf : 109)
Ketiga; Para istri Nabi berada di bawah kekuasaan para Nabi.
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing).” (Qs. At Tahrim:10)
Kata-kata di bawah dalam ayat ini menunjukkan bahwa wanita itu dipimpin, bukan yang memimpin. Ketentuan ini bukan hanya syari’at Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam, namun juga ini adalah ketentuan nabi terdahulu yaitu Nabi Nuh ’alaihis salam.
Keempat; Warisan laki-laki setara dengan dua wanita.
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ
“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.” (Qs. An Nisa': 11)
Saksi laki-laki setara dengan dua wanita (dalam transaksi finansial bukan dalam semua persaksian), sebagaimana firman-Nya yang artinya,”Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya.” (Qs. Al Baqarah: 282)
5 Bukti: Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam Menetapkan bahwa Kaum Laki-laki Seharusnya Yang Memimpin
Bukti pertama; Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam tidak pernah mengangkat pemimpin (amir) dari kaum wanita.
Bukti kedua; Imam shalat tidak pernah seorang wanita, tetapi seorang laki-laki. Bahkan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam ketika sakit tidaklah menyuruh istrinya untuk menjadi imam.
Bukti ketiga; Hak laki-laki lebih mulia daripada wanita.
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Andai aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada yang lain, tentu akan kuperintahkan wanita sujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi no. 1159. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Bukti keempat; Wanita harus izin kalau ingin puasa sunnah. Hal ini ditegaskan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam barsabda,
لا يحل للمرأة أن تصوم وزوجها شاهد إلا بأذنه
“Hendaklah wanita tidak berpuasa (sunnah) apabila suaminya ada di rumah selain dengan seizin suaminya.”(HR. Bukhari)
Pesan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ini ditujukan kepada sang isteri bukan kepada suami, karena suami adalah pemimpin.
Bukti kelima; Laki-laki wajib ditaati, sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَلَمْ تَأْتِهِ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
“Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya enggan mendatanginya, sehingga suaminya tidur dalam keadaan marah, maka malaikat akan melaknat istri tersebut sampai pagi hari.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa suami punya hak memerintah isterinya karena suami adalah pemimpin.
Bukti lain dari sejarah Islam adalah bahwa semua para Rasul dan Nabi adalah laki-laki, begitu juga semua khalifah ada laki-laki dan pemimpin pasukan tempur untuk melawan musuh juga seorang laki-laki.
Bersambung insya Allah ...
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com

Bagikan

Motivasi Hidup Sejati

Motivasi Hidup Sejati
Motivasi hidup akan mempengaruhi hidup Anda. Banyak orang yang masih belum memahami apa yang menjadi motivasi hidup atau baru memahami sebagian dari motivasi hidup sebenarnya. Pemahaman yang kurang atau parsial tentu akan mempengaruhi kualitas kehidupan kita.
Apa definisi motivasi hidup? Kita lihat dulu definisi motivasi. Motivasi pada dasarnya adalah alasan atau dorongan untuk bertindak. Maka motivasi hidup bisa diartikan alasan atau dorongan untuk hidup. Dari sini akan membawa kepada sebuah pertanyaan besar, mengapa kita hidup? Mengapa kita ada di dunia ini? Siapa saya? Banyak orang yang berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Namun mereka tidak akan menemukan jawabannya atau menemukan jawaban yang salah selama mereka mencari dari sumber yang salah.
Seharusnya, jika kita bertanya mengapa kita hidup, kita harus bertanya kepada Yang Menghidupkan kita. Tiada lain adalah Allah SWT. Dan, Allah SWT sudah menjawab pertanyaan kita ini dan dituliskan dalam kitab suci kita Al Qur’an.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Ad Dzariat:56)
Jadi ibadahlah yang menjadi motivasi hidup sejati kita. Hidup kita tiada lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Segala gerak gerik kita, pemikiran kita, dan ucapan kita harus dalam rangka beribadah kepada Allah.
Tentu saja, pemahaman ibadah disini adalah ibadah secara integral. Bukan hanya ibadah ritual saja, tetapi ibadah secara kesuluruhan. Artinya semua aspek kehidupan yang kita jalani harus dalam rangka ibadah.
Jika ibadah sudah menjadi motivasi hidup kita, inilah yang perlu kita lakukan:
Pertama: Jadikan, semua yang kita lakukan saat ini menjadi bernilai ibadah. Tapi hati-hati, ada berbagai tindakan yang tidak bisa diubah menjadi ibadah yaitu tindakan yang nyata-nyata perbuatan maksiat. Untuk tindakan maksiat, harus dihentikan dan diganti dengan ibadah. Untuk mengganti tindakan “biasa” menjadi tindakan ibadah ialah dengan dua cara:
  1. Niatkan sebagai ibadah
  2. Lakukan dengan cara yang sesuai syariat
Kedua: Ketahui apa saja ibadah yang harus kita lakukan dan lakukanlah sebisa mungkin. Ketahuilah apa yang dilarang dan jangan lakukan.
Mudah-mudahan kita semua menjadi pribadi yang hidup dengan motivasi hidup sejati ini. Inilah moto hidup kita: Hayatuna kuluha ibadah = hidup kita seluruhnya adalah ibadah.

Bagikan

Mengatasi Stres Walaupun Pekerjaan Menumpuk

Mengatasi Stres  Walaupun Pekerjaan Menumpuk
Merasa sangat terbeban saat harus berangkat ke kantor? Mungkin itu merupakan masalah bagi Anda yang saat ini sedang bekerja. Memang, bekerja bukan hal yang menyenangkan. Seringkali kita merasa pekerjaan kita tidak ada habisnya. Pekerjaan satu belum selesai, datang lagi pekerjaan lain. Rasanya tidak ada waktu untuk beristirahat, kepala terasa penuh dan membayangkannya saja sudah membuat stress.


Kumpulan.info - Hal itu memang tidak bisa dihindari. Namun ingatlah bahwa kesehatan tubuh adalah yang terpenting, karena pikiran yang tegang dapat merusak kesehatan Anda. Daripada Anda merasa terus tertekan dengan hal tersebut, Anda bisa melakukan tips berikut sehingga dapat mengurangi beban pikiran.

 

Berhenti mengeluh

Bila kita terus menerus hanya mengeluhkan pekerjaan kita, pikiran kita akan semakin tertekan dan pekerjaan tidak akan selesai juga bukan? Cobalah cari sedikit nilai positif yang bisa diambil, anggap saja ini sebagai sarana belajar bagi Anda. Atau pikirkan hal menarik yang akan Anda lakukan saat menerima gaji.

Tentukan prioritas

Memang kita tidak bisa mengerjakan semua pekerjaan sekaligus, maka tentukan mana dahulu yang lebih penting dan harus diselesaikan. Jangan pikirkan pekerjaan lain, karena akan membuat konsentrasi Anda terganggu dan pekerjaan lebih lambat selesai.

Tetap rileks dan istirahat

Sesibuk apapun Anda, saat jam istirahat, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk bersantai. Bila mungkin, gunakan waktu istirahat Anda untuk tidur minimal 15 menit. Hal ini dapat membuat tubuh dan pikiran Anda lebih segar.

Makan makanan yang bergizi

Jangan lupa tetap memperhatikan makanan Anda agar gizi tetap tercukupi. Gizi yang cukup dapat membuat tubuh lebih sehat dan bersemangat. Usahakan agar mengkonsumsi cukup buah.

Pulang pada waktunya

Bila pekerjaan bisa dikerjakan besok dan Anda tidak diminta lembur, pulanglah pada waktunya. Ini akan membantu Anda memperoleh waktu lebih banyak untuk beristirahat dan bersantai bersama keluarga.

Minta cuti dan refreshing

Bila Anda sudah sangat penat, cobalah minta cuti pada atasan Anda. Gunakan cuti Anda untuk mengunjungi tempat-tempat yang Anda sukai, misalnya jalan-jalan ke gunung atau pantai. Bila mungkin, ajaklah anak atau keluarga Anda untuk berlibur bersama.

Cari pekerjaan lain

Hal ini merupakan salah satu pilihan jika Anda merasa sudah tidak sanggup lagi melaksanakan pekerjaan Anda. Cobalah cari pekerjaan lain yang berbeda dan Anda sukai. Namun pikirkan dahulu hal ini dengan matang sebelumnya.

Bagikan

Hadapi Kanker Payudara

Hadapi Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan jenis kanker pembunuh nomor dua wanita Indonesia setelah kanker serviks (kanker mulut atau leher rahim). Oleh karenanya penyakit ini perlu diwaspadai. Mendeteksi secara dini penyakit ini akan memperbesar kemungkinan hidup penderitanya. Apakah sebagai seorang wanita bisa kebal terhadap kanker payudara? Apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya?

Kanker Payudara

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang. Bila sudah sampai stadium lanjut, pengangkatan payudara kadang-kadang dilakukan untuk keselamatan pasien. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi seorang wanita.
Hampir semua jenis kanker memiliki penyebab spesifik. Misalnya sebagian besar kasus kanker kulit disebabkan oleh sinar ultraviolet matahari. Sedangkan kanker paru-paru disebabkan karena rokok. Namun tidak ada penyebab tunggal yang pasti untuk kanker payudara.
Beberapa faktor bisa menjadi penyebab kanker payudara. Misalnya faktor genetika, lingkungan, dan hormon kemungkinan turut berperan dalam kanker payudara. Wanita yang rentan terhadap faktor-faktor tadi bisa jadi memiliki risiko yang lebih tinggi.

Faktor Risiko Kanker Payudara

Tidak ada yang tahu pasti apa penyebab kanker payudara. Berdasarkan hasil statistik, kebanyakan penderita kanker payudara adalah wanita dengan usia diatas 50 tahun. Ini berarti semakin tua seseorang, maka peluang terkena penyakit ini semakin besar. Faktor lain yang mempengaruhi adalah riwayat keluarga. Bila ada keluarga yang menderita penyakit ini seperti ibu atau saudara kandung maka peluangnya akan semakin besar. Kanker payudara juga bisa disebabkan karena sebelumnya menderita kanker di organ tubuh lainnya sehingga menyebar ke bagian payudara. Atau bila sebelumnya ada riwayat menderita kanker pada organ tubuh lainnya.
Hal lain yang dapat memicu kanker adalah gaya hidup. Sering mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia atau bersifat karsinogen, alkohol, atau merokok.

Mencegah Kanker Payudara

Salah satu pencegahan kanker payudara adalah pola makan yang sehat. Diperkirakan satu dari tiga kasus kanker payudara karena faktor pola makan. Pola makan yang baik yang akan membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh Anda dan ini merupakan pencegahan penyakit yang paling ampuh. Meskipun belum diketahui adanya makanan yang dapat menyembuhkan kanker, memakan makanan tertentu dan mengurangi makanan tertentu lainnya dapat menjadi tindakan pencegahan.
Makanan yang kaya serat, dapat membantu menurunkan kadar prolaktin dan estrogen, kemungkinan dengan mengikatkan diri pada hormon-hormon ini lalu membuangnya ke luar tubuh. Ini dapat menekan fase lanjut dari karsinogenesis (pembentukan kanker). Selain itu, mengurangi makanan berlemak jenuh dapat menurunkan risiko. Kacang kedelai dan produk kedelai tanpa difermentasi dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Sayur-sayuran yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu siam, ubi jalar, dan sayur-sayuran berdaun hijau tua seperti bayam, kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat membantu. Vitamin A mencegah pembentukan mutasi penyebab kanker. Sedangkan buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C menurunkan risiko kanker payudara.

Deteksi Dini Kanker Payudara

Timbulnya benjolan pada daerah payudara dapat merupakan indikasi kemungkinan adanya jenis kanker payudara. Tetapi belum tentu semua benjolan berarti kanker karena harus diperiksa lebih lanjut untuk kepastiannya di rumah sakit atau dokter.

Kunci untuk bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum ia memiliki kesempatan untuk menyebar.
Indikasi lain dari penyakit ini adalah benjolan pada bagian ketiak, rasa nyeri pada payudara, perubahan warna atau tekstur pada payudara, puting tertarik ke dalam, areola (daerah di sekitar putting susu yang berwarna coklat), atau pada puting susu. Pada beberapa kasus, kanker payudara dideteksi dari keluarnya cairan dari puting susu yang berwarna kekuningan, kehijauan atau bernanah.
Kunci untuk bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum ia memiliki kesempatan untuk menyebar. Salah satu penyebab kematian yang tinggi akibat penyakit ini disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk mendeteksi gejala-gejala yang ada. Umumnya setelah sampai pada keluhan-keluhan yang berat, penderita baru berkonsultasi ke dokter yang sering kali berarti kanker sudah dalam stadium lanjut. Sehingga apabila penyakit ini sudah sampai stadium lanjut, maka akan sulit untuk disembuhkan.

Periksa Payudara Sendiri

Agar masyarakat, khususnya wanita dapat melakukan pemeriksaan pada payudara secara teratur, maka dibuat gerakan yang dinamakan Sadari atau Sarari yang merupakan singkatan dari "Periksa Payudara Sendiri". Dianjurkan agar pemeriksaan dilakukan 1 bulan sekali setelah menstruasi kira-kira 4-7 hari setelah menstruasi.
Pada pemeriksaan ini, hal yang dilakukan adalah:
  • Berdiri di depan cermin dengan posisi bahu lurus dan kedua tangan di pinggang. Perhatikan apakah ada perubaan fisik payudara Anda, misalnya perubahan bentuk, ukuran atau warna payudara.
  • Angkat kedua tangan ke atas dan perhatikan kembali apakah ada perubahan fisik payudara yang tampak.
  • Tekan puting susu dan lihat apakah ada cairan yang keluar dari puting susu.
  • Berbaring dan raba payudara bagian kanan dengan tangan kiri dan sebagainya. Buat pola memutar dan rasakan apakah pada payudara terdapat benjolan dan lainnya.
  • Saat duduk atau berdiri coba pijat payudara untuk menemukan apakah ada benjolan yang mencurigakan. Raba daerah ketiak sampai perut untuk memeriksanya.
Gerakan Sadari dapat dilakukan oleh pasangan hidup kepada istrinya. Atau para suami dapat mengingatkan istrinya agar melakukan pemeriksaan Sadari secara teratur. Peranan keluarga tentu dapat memudahkan terdeteksinya penyakit ini.

Jika Anda Terkena Kanker Payudara

Saat seseorang dinyatakan menderita kanker payudara, kebanyakan penderita akan langsung terpukul secara emosi. Mereka merasa mendapat vonis mati, walaupun sebenarnya bisa saja penderita disembuhkan terlebih lagi bila masih dalam stadium dini. Pada tahap lanjut, dampak emosi dan psikologis dapat menyebabkan seorang penderita kanker mengalami depresi. Hal ini dapat memperburuk keadaannya. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari pihak keluarga atau teman.
Penderita kanker payudara sebaiknya memberitahu keluarga atau teman mereka karena penderita membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat akibat dampak emosi yang dialaminya. Adalah hal yang wajar apabila penderita tidak mau memberitahu keluarga atau temannya tentang penyakit mereka. Alasannya karena mereka tidak mau merepotkan atau membuat orang yang mendengarnya menjadi sedih atau khawatir. Tetapi, bayangkanlah keadaan sebaliknya, bila Anda yang tidak diberitahu oleh keluarga atau teman dekat Anda bahwa ternyata dia menderita kanker, tentu Anda akan semakin sedih karena Anda tidak tahu dan mungkin tidak memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Teman hidup adalah seseorang yang paling dekat dan bisa Anda ajak bicara untuk menemukan pengobatan terbaik dan dampak yang mungkin harus dialami. Penderita kanker payudara mungkin merasa minder dengan keadaannya sehingga mempengaruhi saat melakukan hubungan suami istri. Sebaiknya, hal ini juga dibicarakan dengan suami Anda agar dapat dimengerti dan dapat memberi bantuan dengan memberikan pelukan atau ungkapan sayang lainnya.
Anak-anak yang masih kecil mungkin tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Tetapi, bila anak Anda sudah dapat diajak bicara, Anda dapat menceritakan dengan bahasa yang sederhana apa yang dimaksud dengan kanker payudara dan efek yang mungkin akan terjadi pada fisik Anda seperti kebotakan akibat kemoterapi atau perubahan pada payudara. Hal ini penting agar anak-anak yang masih lugu tidak mendapatkan informasi yang salah dari orang yang tidak bertanggung jawab yang dapat membuat mereka mennjadi takut atau benci kepada Anda atau merasa bahwa apa yang Anda alami akibat kesalahan mereka.
Tidak semua teman atau keluarga yang tidak terlalu dekat perlu diberitahu apabila Anda merasa tidak nyaman untuk menyampaikannya. Anda juga tidak perlu menanggapi seluruh komentar yang diberikan oleh teman, keluarga atau orang lain yang mengetahui penyakit Anda. Selalu ada komentar yang positif dan negatif. Jadi, hal itu tidak perlu dipikirkan secara berlebihan yang dapat merusak ketahanan tubuh Anda.
Untuk menambah semangat, Anda dapat bergabung dengan kelompok sesama penderita kanker payudara. Di Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia dapat mengakomodasi kebutuhan ini. Dalam kelompok ini, mereka dapat memberi semangat dan keyakinan agar Anda dapat sembuh. Cerita-cerita dari penderita lain mungkin dapat membuat Anda merasakan keadaan Anda masih lebih baik. Atau cerita dari penderita lain yang gigih untuk melawan penyakitnya dan dapat memperoleh kesembuhan dapat membantu Anda memperoleh kekuatan untuk tidak menyerah pada keadaan.
Jadi, tetaplah bersemangat untuk melawan penyakit Anda. Bila ada anggota keluarga atau teman Anda yang menderita tumor atau kanker payudara, Anda dapat memberikan dukungan yang diperlukan karena mengetahui penderitaan yang mereka alami. Dukungan tersebut dapat membantu kesembuhan mereka.

Bagikan

Fatwa Haram Rokok Muhammadiyah Sejalan dengan Kebijakan Pemprov DKI

Fatwa Haram Rokok Muhammadiyah Sejalan dengan Kebijakan Pemprov DKI
Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mendukung fatwa haram rokok yang dikeluarkan PP Muhammadiyah. Fatwa tersebut dinilai sejalan dengan upaya Pemprov DKI untuk memerangi rokok di Ibukota.

"Kita sangat sepakat, karena rokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Mestinya memang perlu adanya peraturan yang tegas terhadap peredaran rokok, dan fatwa bisa jadi alternatif," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta Dien Emawati kepada detikcom, Minggu (14/3/2010).

Dien menjelaskan, rokok memiliki 4 ribu zat yang berbahaya bagi tubuh manusia. 40 zat di antara 4000 zat itu bisa menyebabkan kanker. "Adanya fatwa haram semakin menambah dukungan kita memerangi rokok dan usaha untuk menyehatkan warganya," tambahnya.

Saat disinggung rencana Pemprov DKI mencabut jaring pengaman kesehatan (JPK) bagi keluarga miskin yang merokok, Dien mengatakan jika saat ini rencana tersebut sedang digodok oleh dinasnya.

"Terus kita godok, tapi pertama kali kita akan melakukan sosialisasi bahaya rokok di masyarakat. Tanpa itu, kita tidak bisa mencabut JPK maupun kartu miskin," tambah Dien.

Dien juga mengatakan ada kemungkinan pihaknya akan bekerjasama dengan Bloomberg Initiative, organisasi yang selama ini berjuang memerangi peredaran rokok di dunia.

"Rencana ke situ ada, tapi sekarang kita fokus pada LSM maupun organ lokal dulu. Toh LSM antirokok juga sudah banyak di negara kita," ujar Dien.

(her/nrl) 
Bagikan

Obama Kurangi "Radikalisme Islam", Perbanyak Bisnis

Obama Kurangi "Radikalisme Islam", Perbanyak Bisnis
Gaya Obama mendekati negara-negara Muslim diubah, tapi tujuan intinya tetap sama, "demi kepentingan keamanan nasional"
 
Anchaznet.com-Terorisme masih menjadi pusat perhatian utama Amerika Serikat, namun karena Obama telah berjanji akan membuka lembaran baru hubungan AS-Muslim--seperti dalam pidatonya di Kairo tahun lalu--dia berusaha mulai lebih banyak bicara tentang jaminan kesehatan, pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Strategi yang melihat dunia dari kaca mata terorisme, adalah gaya pemerintahan sebelumnya. Di mana ketika bicara tentang negara-negara Muslim, berarti maknanya adalah perang.

"Anda memilih sebuah negara yang mayoritas penduduknya tidak akan menjadi teroris, Anda masuk kemudian berkata, 'Kami bangunkan untuk kalian sebuah rumah sakit, supaya kalian tidak menjadi teroris.' Hal itu tidak masuk akal," kata anggota Dewan Kemanan Nasional, Pradeep Ramamurthy, seperti dikutip AP (7/4).

Ramamurty memimpin Global Engagement Directorate (GED), sebuah tim betukan Obama yang beranggotakan empat orang. Tugas tim yang dibentuk pada bulan Mei tahun lalu itu adalah melakukan diplomasi untuk tujuan keamanan nasional. Sejak dibentuk, tim itu tidak hanya mengubah makna memerangi terorisme, tapi juga mengatur bagaimana cara AS melakukan bisnis dan berinvestasi di negara Muslim, mempelajari pemanasan global, mendukung penelitian ilmiah dan menangani masalah kesehatan.

Menurut pejabat kontraterorisme yang tidak diidentifikasikan namanya, para penasihat Obama itu juga menulis ulang dokumen yang menyebutkan "radikalisme Islam" dalam rencana stategis keamanan nasional. Sekarang ini dokumen tersebut masih menyebutkan, "Perjuangan melawan militan radikalisme Islam merupakan konflik ideologi besar pada masa awal abad 21."

Tim Ramamurthy bekerja dengan berbagai macam cara. Sebelum para diplomat dikirim ke luar negeri, mereka diberi "wejangan" oleh GED. Ketika para pejabat National Oceanic and Atmospheric Administration kembali dari Indonesia, National Security Council (NSC) mendapat ikhtisar mengenai peluang penelitian pemanasan global.

Ramamurthy memiliki catatan wawancara yang dilakukan oleh 50 Kedutaan AS di seluruh dunia, serta dengan pemimpin bisnis dari lebih 40 negara, yang ditemuinya dalam acara pertemuan bisnis di Washington bulan ini.

Ia bertanya, "Apakah Anda ingin melihat AS sebagai negara yang memerangi terorisme atau rekan bisnis?"

Tentu saja para pemimpin negara-negara Muslim banyak yang menyambut perubahan AS tersebut.

Hamada Faraaneh anggota legislatif Yordania mengatakan, "Hal itu menunjukkan pamahan substansial Presiden Obama atas seluk-beluk politik dengan Muslim."

Sementara jurubicara pemerintah Iran, Ali Al-Dabbagh menyambut baik kebijakan Obama yang membuang retorika agama dalam strategi keamanannya.

"Keputusan Obama ini akan membantu mengubah imej Muslim terhadap Amerika," katanya.

Obama bukan orang pemimpin AS pertama yang berusaha menjangkau Muslim. Presiden George W. Bush memberikan Al-Quran pertama kepada Gedung Putih, menyelenggarakan buka puasa bersama di sana, dan mendukung terang-terang negara yang melakukan demokrasi, seperti Turki.

Namun demikian, Bush justru menyebut perang terhadap terorisme--yang notabene memburu orang-orang Muslim--sebagai "perang salib", melabeli invasi ke Afghanistan dengan "Operation Infinite Justice", mengidentikkan musuh AS sebagai "Islamic extremists" dand "radical jihadists".

Tidak mustahil Obama melakukan hal yang sama dengan Bush, lain di mulut lain kelakuan. Seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya; menentang kebijakan Bush di Afghanistan tapi justru mengirim pasukan lebih banyak. Janji menutup Guantanamo, tapi hingga tanggal yang ditetapkannya sendiri lewat, janji itu belum juga direalisasikan. Seperti banyak kata pengamat, Obama tidak lebih dari sekedar penerus George W. Bush.
Bagikan

Menjamurnya Trend Halal di Prancis

Menjamurnya Trend Halal di Prancis
Kelas menengah kaya Muslim Prancis mendongkrak penjualan produk halal. Termasuk anggur bebas alkohol 
Anchaznet.com--Trend baru ini muncul di tengah meningkatnya jumlah orang muslim muda yang kaya, ungkap Yanis Bouarbi, seorang spesialis IT yang membuka situs web paris-hallal.com, yang mendata berbagai restoran makanan halal di Prancis.
Supermarket Caisno baru-baru ini menawarkan daging sapi dan unggas halal di Illzach, bagian timur Prancis. Produk makanan halal ini disajikan di tengah meningkatnya permintaan akan produk halal. Sementara resto cepat saji Quick juga menyediakan daging burger halal dan toko muslim Corner Shop yang menjual makanan dan minuman halal secara eksklusif.
Konsumen baru, yang dikenal sebagai beurgeois --kombinasi dari borjuis dan beur, istilah untuk orang Perancis keturunan Afrika Utara—diperkirakan menghabiskan uang sekitar 5,5 miliar euro setiap tahun.
Kaum muda menginginkan resto mewah yang menghidangkan produk halal ketimbang makanan yang disajikan para orangtua mereka, kutip Guardian.
"Ketika orangtua kami dan kakek-nenek datang ke Prancis mereka bekerja sebagian besar manual dan prioritas itu memiliki cukup untuk memberi makan keluarga," Menurut Yanis Bouarbi,  katanya kepada Guardian.
"Tapi orang kedua atau ketiga-generasi seperti saya telah mempelajari, memiliki pekerjaan yang baik dan uang serta ingin keluar dan keuntungan dari budaya Perancis tanpa mengorbankan keyakinan agama kami. Kami tidak hanya ingin kebab murah, kami ingin Jepang, Thailand dan makanan Prancis, kami ingin menjadi seperti kalian. "
Bouarbi mengatakan,  booming produk halal itu berlangsung karena pemuda Muslim punya uang lebih banyak. Situsnya saja, sekarang telah terdaftar lebih dari 400 restoran di Paris dan pinggiran lain. Ia juga berencana untuk memperluas ke kota-kota Prancis lainnya.
Menanggapi permintaan untuk produk halal, yang meningkat sebesar 15 persen pertahun,  Caisno telah memulai sebuah stocking meningkatkan berbagai daging halalnya. [tlg/cha

Bagikan