Latest Updates
Showing posts with label SIHIR DAN PERDUKUNAN. Show all posts
Showing posts with label SIHIR DAN PERDUKUNAN. Show all posts

Minta Diruqyah karenaTerkena Sihir

Assalamualaikum.. Baraka Allahu fik ya ustadz..
Saya sering mengalami kesurupan. Saya mengalami kesurupan pertama kali setelah saya mengenal mantan suami saya. Sebelum mengenalnya saya tidak pernah kesurupan walaupun saya berada di dekat teman saya yang sedang kesurupan. Perlu diketahui bahwa mantan suami saya itu mempercayai perdukunan dan sering pergi ke dukun untuk meminta jimat.
Bahkan ibunya mempercayai bahwa neneknya yang telah meninggal mendatanginya dari jawa. Dan mantan suami saya itu dulu memiliki ibuangkat. Dan ketika dulu saya pernah terkena cacar air di wajah saya,  ibu angkatnya itu memberikan saya bedak yang telah di jampinya untuk menghilangkan bekas cacar tsb dan untuk mempercantik wajah saya.
Waktu itu ilmu agama saya sangatlah minim bahkan bisa dibilang tidak ada. Ditambah lagi saya memang jarang sekali shalat.
Setelah saya menikah dengan mantan suami saya itu, ibu angkatnya itu memberikan saya kado pernikahan berupa tempat cincin yg terbuat dari logam dan sehelai baju. Benda itu masih saya simpan dan bajunya terkadang masih saya pakai.
Karena saya sering kesurupan orangtua saya mencari orang pintar untuk mengobati saya. Kebetulan tetangga kami ada yang bisa mengobati kesurupan dengan menggunakan jin.
Dikarenakan saya tidak pernah sembuh dari kesurupan, sehingga orang pintar itu meminta kami untuk menjalin ikatan kekeluargaan dengannya dan juga jin yg dipeliharanya.
Kamipun melakukan ritual makan nasi putih dan telur rebus dan juga beberapa makanan n minuman yang lain untuk menjadi keluarganya dan menjadi keluarga bagi jin yang dipeliharanya.
Namun saya malah makin sering kesurupan. Sehingga pada akhirnya saya bercerai dengan suami saya.
Namun sebelum bercerai saya sudah mulai memakai jilbab walaupun belum berpakaian syar’i dan saya pun sudah mulai shalat lagi walau kadang masih tidak 5 waktu.
Sebelum bercerai saya pernah mengirim sms ke mantan suami saya itu dalam keadaan kesurupan. Isi smsnya seperti ini,
“Jika kamu tidak mau menceraikan ayu, maka aku akan membunuhnya”.
Setelah bercerai saya masih mengalami kesurupan walaupun frekuensinya sudah berkurang. Dan saya mulai mendalami agama. Sayapun membaca buku mengenai haramnya perbuatan syirik. Dan saya pun mulai menjauhi orang pintar itu. Saya tidak pernah berkunjung ke rumahnya lagi. Bahkan jika berpapasan denganya saya tidak ingin melihatnya, seolah-olah saya tidak mengenalnya.
Kini saya membencinya karena Allah. Benarkah sikap saya ini?
Alhamdulillah atas taufiq dan hidayah dari Allah subhanahu wa ta’ala kini saya tidak meninggalkan shalat lagi, saya membaca Al quran setiap hari khususnya Al baqarah. Dan saya pun sudah mengenakan pakaian dan jilbab yang syar’i. Masha Allah.
Namun bulan kemarin saya mengalami kesurupan lagi. Saat kesurupan saya mendesis dan meliuk-liuk seperti ular. Karena saya berpesan pada
keluarga saya untuk tidak meminta pertolongan kepada orang pintar jika saya terkena kesurupan lagi. Jadi keluarga saya hanya membacakan al quran sehingga akhirnya saya sadar dari kesurupan.
Perlu diketahui bahwa belakangan ini mantan suami saya berusaha menghubungi saya lagi. Dan dia telah menelepon dan sms ibu saya, dia ingin berbicara pada saya. Tapi saya tolak.Dia telah menikah lagi dan memiliki anak. Perceraian kami telah lebih 7 tahun dan kami tidak memiliki anak. Saya pun belum menikah lagi sampai sekarang.
Yang ingin saya tanyakan adalah:
  1. Dikarenakan saya dan keluarga kurang fasih membaca Al quran dan juga tidak hafal ayat-ayat dan doa-doa ruqyah, bolehkah saya meminta diruqyah oleh ustadz yang pandai meruqyah secara syar’i dan ustadz tersebut pun tidak menerima bayaran ?
  2. Bolehkah seorang laki-laki meruqyah perempuan yang bukan mahramnya?
  3. Apakah bisa orang menyihir melalui baju dan benda yang lainnya? Saya curiga kalau baju yang saya terima dari ibu angkat mantan suami saya telah dijampi-jampi. Apa yang harus saya lakukan mengenai hal ini?
  4. Bagaimana seharusnya sikap saya kepada orang pintar itu yang juga tetangga saya?
  5. Tolong berikan saya nasihat
Syukron. Jazaakallahu khayran
Dari: Ummu A.
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Kami bisa memahami bagaimana kesedihan orang yang mendapatkan musibah berupa gangguan jin. Kesedihan yang tidak hanya dialami korban, namun juga dialami seluruh keluarganya. Namun apapun itu, kami ingin meyakinkan bahwa semua kesedihan yang dialami setiap muslim dan muslimah, tidak ada yang disia-siakan oleh Allah. Karena setiap musibah yang dialami seorang muslim akan diwujudkan menjadi pahala atau kaffarah penghapus dosa. Baik musibah fisik maupun musibah batin. Untuk itu, berbahagialah menjadi seorang mukmin. Semua bisa berpeluang menjadi pahala.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.”(HR. Bukhari 5641).
Ada beberapa catatan tentang kesurupan,
Pertama, bahwa kesurupan itu riil, bukan tahayul.
Dalam kitabnya al-Ibaanah, Imam Ibnu Baththoh – salah satu ulama ahlus sunah – menegaskan,
الباب الخامس باب الايمان بأن الشيطان مخلوق مسلط على بني آدم يجري منهم مجرى الدم إلا من عصمه الله منه ومن أنكر ذلك فهو من الفرق الهالكة
“Bab yang kelima belas; Bab beriman bahwasesungguhnya setan itu diciptakan untuk mempengaruhi anak Adam, ia berjalan dalam tubuh mereka sepanjang aliran darah, kecuali orang yang dijaga oleh Allah dari gangguannya. Barangsiapa yang mengingkari hal itu maka ia termasuk dari kelompok-kelompok sesat.” (al-Ibaanah, 2/61).
Jenis Jin yang Masuk ke Tubuh Manusia
Ada beberapa jenis jin yang biasa masuk kedalam tubuh manusia,
  1. Jin pembantu tukang sihir. Dia masuk kedalam tubuh manusia atas perintah tukang sihir untuk menyakiti seseorang. Jin tersebut berkerja sama dengan tukan sihir/dukun, karena si dukun atau orang pintar tersebut telah menuruti persyaratan yang diajukan jin. Dan itu ibadah mereka kepada si jin.
  2. Jin yang tertarik pada seseorang. Baik karena kecantikannya atau ketampanannya, atau karena sifat lainnya. Oleh sebab itu, kita dianjurkan ketika membuka pakaian atau tatkala masuk kamar mandi dan WC, agar membaca doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  3. Jin nakal yang suka menggangu manusia. Layaknya manusia yang suka usil, ada juga jin yang suka menggangu manusia lain. Baik karena beda keyakinan, dengki, hasad atau hawa nafsu jahat lainnya.
  4. Jin yang ingin balas dendam terhadap seseorang yang dengan tidak sengaja pernah menyakiti jin tersebut atau salah seorang dari kerabatnya.
Cara Jin Masuk ke Dalam Tubuh Manusia
Ada dua cara, jin memasuki tubuh manusia,
  1. Jin itu masuk ke dalam tubuh seseorang di luar kehendak orang tersebut. Ini bisa terjadi dengan dua cara; (1) Atas kehendak jin itu sendiri dan (2) Dimasukkan orang lain dengan cara sihir.
  2. Jin itu masuk ke dalam tubuh seseorang karena diundang, dan atas kehendak orang tersebut. Misalnya dengan melakukan ritual mengundang jin, agar masuk ke dalam tubuhnya atau ke dalam tubuh orang lain. Hal ini biasanya dilakukan oleh yang menggunakan tenaga dalam, ilmu kebal atau yang semacamnya. Dan ini termasuk bentuk sihir. Pelakunya menjadi musyrik, meskipun ilmu yang dia pelajari dinamai dengan ilmu putih atau ilmu pancasona, ilmu kalimasada, atau kamuflase nama lainnya.
[Dua keterangan ini diseimpulkan dari penjelasan Dr. Ali Musri dalam blog beliau dzikra.com]
Kedua, keberadaan orang pintar dalam mengobati kesurupan, justru akan memperparah keadaan. Karena orang pintar yang tidak mengenal sunah, masih rajin melestarikan syirik dan bid’ah, sekalipun dia menyebut dirinya Kiyai, umumnya menggunakan ilmu sihir untuk mengobati pasien. Diantara ciri mereka,
  1. Punya ruang khusus untuk mengobati pasien. Biasanya dalam ruangan ini ada beberapa barang antik, keris, tombak, pembakar dupa, atau selendang. Dan banyak tempelan tulisan arab yang mungkin tidak bisa dibaca
  2. Berpenampilan aneh, seperti rambut gondrong, pake surban ketika mengobati pasien, pake banyak akik
  3. Meminta syarat yang tidak masuk akal, misalnya menyembelih ayam cemani, mandi kembang, makan serba putih: nasi putih, putih telur.
  4. Menyarankan amalan yang sama sekali tidak ada dalilnya, misalnya puasa weton, poso ngebleng, dst.
  5. Obatnya langsung minum berupa raja. Raja adalah semacam kertas bertuliskan al-Quran yang tidak bisa dibaca dengan jelas, atau tulisan abjad arab yg gak gandeng: س ت ص ج ج ع ع د dst. Raja ini dibuat seperti teh celup, kemudian diminumkan ke pasien.
Kita ingatkan kepada kaum muslimin, agar tidak mendekati dukun atau orang pintar manapun. Kehadiran mereka justru akan memperparah masalah anda. Bahkan bisa jadi, mereka akan menambahkan jin yang lain untuk ikut merasuk ke dalam tubuh pasiennya.
Dalam istilah ilmu aqidah, mengusir jin dengan jin melalui bantuan dukun disebut nusyrah. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan,
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النُّشْرَةِ فَقَالَ: «هُوَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang nusyrah, beliau menjawab: ’Itu kebiasaan setan.’ (HR. Ahmad 14135, Abu Daud 3868 dan dishahihkan oleh Syuaib al-Arnauth).
Sikap anda (penanya) yang membenci dukun karena Allah dan menjauhi itu dukun, adalah sikap yang benar.
Ketiga, bersabar ketika kesurupan, jaminan surga
Kasus kesurupan telah terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beliau menyarankan kepada seseorang diantara sahabatnya untuk bersabar. Allah akan membalasnya dengan surga.
إن الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتِ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم وقَالَتْ إِنِّى أُصْرَعُ وَإِنِّى أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِى. قَالَ « إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَكِ. قَالَتْ أَصْبِرُ. قَالَتْ فَإِنِّى أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ لاَ أَتَكَشَّفَ. فَدَعَا لَهَا
Seorang wanita mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia mengadukan masalahnya: “Sesungguhnya aku sering kesurupab, hingga auratku terbuka, mohon doakan aku agar lekas sembuh.
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Jika kamu bersabar maka bagimu surga, namun jika engkau tetap ingin sembuh, aku akan berdoa pada Allah agar menyembuhkanmu.”
Wanita solihah ini menjawab, ”Aku memilih sabar. Namun tolong berdoa pada Allah agar auratku tidak terbuka.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan agar auratnya tidak terbuka.” (HR. Bukhari 5652 & Muslim 2576).
Sebahagian ulama menjelaskan bahwa penyebab kesurupan wanita ini adalah karena gangguan jin. Sebagaimana keterangan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam Fathul Bari (10/115).
Kita sangat yakin, ini pilihan yang berat. Namun hadis di atas memberikan pelajaran,
  • Bersabar ketika kesurupan, memberikan jaminan surga
  • Anjuran untuk berdoa agar tidak melakukan hal buruk ketika kesurupan, misalnya merusak barang, atau teriak-teriak, atau membuka aurat, dst.
Kita menyarankan, selama orang yang kesurupan belum mendapatkan kesembuhan, hendaknya dia berdoa kepada Allah agar dihindarkan dari perbuatan yang membahayakan ketika kesurupan.
Keempat, sangat disarakan untuk tidak meminta ruqyah. Bersabar tidak minta ruqyah lebih baik. Dan meruqyah diri sendiri, umumnya lebih mujarab dari pada minta diruqyah orang lain. Karena inti ruqyah adalah doa, dan doa semakin mustajab ketika dia meminta kepada Allah diiringi harapan besar untuk dikabulkan oleh Allah.
Berdoa sendiri dengan didoakan orang lain, jelas semangatnya berbeda. Lebih kuat berdoa sendiri, karena dia yang merasa butuh.
Tidak Bisa Baca al-Quran
Sejatinya ini bukan kendala besar, karena semua bisa dilatih. Anda bisa berusaha belajar membaca al-Quran dengan baik, dengan mengundang guru ngaji ke rumah. Setidaknya ini sebagai tanggung jawab kita sebagai muslim terhadap al-Quran. Seharusnya kita malu, ketika kita sebagai muslim, namun tidak bisa membaca kitab sucinya.
Lebih dari itu, setiap orang bisa berdoa kepada Allah dengan bahasa yang dia pahami. Berdoa dengan bahasa indonesia, memohon kesembuhan dari kesurupan.
Berikut beberapa ayat al-Quran yang mujarab untuk dijadikan ruqyah,
  • Surat Al-Fatihah,
  • Ayat kursi
  • Dua ayat teakhir surat Al-Baqarah,
  • Surat Al-Ikhlas, al- Falaq, dan surat An-Nas.
Bisa juga membaca surat yang lain, karena pada hakekatnya seluruh isi Al-Qur’an adalah penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam hati, penyembuh, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Kelima, rutinkan dzikir pagi – petang
Karena jin pengganggu dan setan, tidak akan pernah betah tinggal di dalam diri orang yang beriman yang rajin mendekat kepada Allah.Mereka tidak kerasan bersarang di hati orang yang rajin berdzikir. Dan ini cara paling mujarab perlindungan diri dari jin.
Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari di: OBAT SIHIR
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Artikel : hikayahhati.blogspot.com "jika ingin berkomentar via FACEBOOK, silahkan klik tombol "LIKE" di bawah Jazaakumullahu khaeran kathiran

Mimpi Bertemu Ular, Jodoh Sudah Dekat?

http://hikayahhati.blogspot.com/2011/12/mimpi-bertemu-ular-jodoh-sudah-dekat.htmlKatanya, kalau saat tidur malam kita diusik oleh mimpi bertemu ular, berarti akan ada jodoh yang datang.  
Kalau ular itu menggigit atau melilit, berarti jodohnya sudah dekat. Sebentar lagi jodoh itu akan datang melamar. Asyik ya. Terus kalau dikejar, katanya kita lagi dikejar-kejar oleh jodoh kita yang entah dimana. Mungkin sebentar lagi dia juga akan menyatakan kesediaannya datang ke rumah dengan segala kesungguhannya untuk melamar.   

Nah, kalau dalam mimpi kita ternyata mampu membunuh ular, aduh kita membunuh jodoh kita donk. Alias jodoh semakin menjauh dan mungkin orang yang sudah dilamar bisa dibatalkan atau jangan-jangan yang sudah menyebar undangan gagal menikah. Kasihan ya …
Itu semua gara-gara ular yang hadir dalam mimpi kita di malam hari. Atau bahkan hadir dalam mimpi tidur siang kita. Tidak pernah disebutkan dalam buku-buku penafsir mimpi tentang asal muasal kepercayaan ini. Yang ada katanya, berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah atau berdasarkan kisah turun temurun dari mulut ke mulut.
Mengapa ular dijadikan simbol jodoh. Bahkan sebagian orang tidak saja meyakininya dalam mimpi. Tetapi sebagian lagi mereka menggunakan gelang bahar bermodel ular yang melingkar. Tentu itu semua tidak terlepas dari kepercayaan dan keyakinan dibaliknya.
Jawaban mengapa, tidak terjawab kecuali bahwa itu semua adalah cerita dari negeri antah berantah. Tidak lebih dari itu. Padahal dalam Islam ular justru merupakan simbol syetan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi. Ular hitam adalah syetan. Dan mimpi jelek, seperti dikejar ular adalah merupakan usaha syetan untuk menakut-nakuti kita.
Ular juga binatang yang dianjurkan untuk dibunuh dalam Islam. Artinya binatang ini sangat berbahaya. Bukan rahasia lagi kalau ular itu berbisa. Bahkan bisanya bisa membunuh. Sangat berbahaya. Untuk itulah Islam menggolongkan ular sebagai binatang yang layak diburu untuk dibunuh. Nah, terus keganasan ular ini kok tiba-tiba berubah menajdi simbol jodoh. Kita tidak pernah tahu apa hubungan antara ular yang ganas itu dengan pasangan hidup yang menentramkan hati.
Sementara penafsiran mimpi tidak mungkin dilakukan oleh siapapun. Nabi SAW. hanya memberikan garis besar dari mimpi, “Mimpi baik dari Allah, sedangkan mimpi buruk dari syetan. Jika kalian mimpi jelek maka berlindunglah kepada Allah.”
Sedangkan untuk menafsirkannya, tidak sembarang orang diberikan kelebihan ini oleh Allah. Awalnya kelebihan menterjemahkan mimpi adalah mukjizat. Nabi Yusuf as adalah Nabi yang dikenal memiliki mukjizat ini. Seperti dijelaskan dalam kisah Nabi Yusuf dalam surat Yusuf.
Sekarang kenabian telah selesai. Tidak ada lagi Nabi setelah Rasulullah SAW. maka kelebihan penafsiran mimpi tentunya hanya hanya untuk orang-orang shaleh yang diberi kelebihan oleh Allah. Tidak semua orang shaleh pasti. Kelebiha itulah yang dinamakan dengan karomah.
Karomah ini tidak mungkin dipelajari. Tidak pula bisa dimunculkan oleh orang shaleh sesuai dengan keinginannya. Tetapi tergantung, apakah Allah berkenan memberikan karomah tersebut saat itu. Maka ular dalam mimpi sama dengan jodoh adalah penafsiran yang tidak berdasarkan dalil. Dan susah untuk dilogiskan.
Penafsiran mimpi ini adalah karomah. Artinya ini adalah hal ghoib yang tidak mungkin ada campur tangan otak manusia di dalamnya. Hanya dalili al-Qur’an dan Sunnah saj yang diijinkan untuk dimainkan di sini. Dan tidak pernah ada satu dalil pun yang mengatakan bahwa ular = jodoh.
Maka, tetaplah berhati-hati dengan segala yang sumbernya adalah katanya. Karena bukan hanya menyesatkan, tetapi bisa menyeret kita kepada kemusyrikan dan kemaksiatan. Waspadalah …


Artikel : hikayahhati.blogspot.com

Hukum Hipnotis

HUKUM HIPNOTIS


Oleh
Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al-Ilmiah wal Ifta’



Pertanyaan
Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al-Ilmiah wal Ifta’ ditanya : Bagaimana hukum terhadap hipnotis dimana dengannya kemampuan pelakunya bisa bertambah kuat untuk menerawangkan fikiran korban, berikut mengendalikan dirinya dan membuatnya bisa meninggalkan sesuatu yang diharamkan, sembuh dari penyakit tegang otot atau melakukan pebuatan yang dimintanya tersebut?

Jawaban
Lembaga Tetap menjawab hal ini sebagai berikut.

Pertama : Ilmu tentang hal-hal yang ghaib merupakan hak mutlak Allah Ta'ala , tidak ada seorang pun dari makhluk-Nya yang mengetahui, baik itu jin atau pun selain mereka kecuali wahyu yang disampaikan oleh Allah kepada orang yang dikehedaki-Nya seperti kepada para malaikat atau para rasul-Nya. Dalam hal ini, Allah Ta'ala berfirman.

قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ

"Katakanlah. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah" [An-Naml : 65]

Dia juga berfirman berkenaan dengan Nabi Sulaiman dan kemampuannya menguasai bangsa jin.

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ

"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya ,mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan" [Saba : 14]

Demikian pula firman-Nya.

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا

"(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang baik, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan dibelakangnya" [Al-Jin : 26-27]

Dalam sebuah hadits yang shahih dari An-Nuwas bin Sam'an Radhiyallahu 'anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Bila Allah ingin mewahyukan suatu hal, Dia berbicara melalui wahyu, lalu lelangit menjadi gemetar –dalam riwayat lain : gemetar yang amat sangat seperti disambar petir- hal itu sebagai refleksi rasa takut mereka kepada Allah. Bila hal itu didengarkan oleh para penghuni lelangit, mereka pun pingsan dan bersimpuh sujud kepada Allah. Lalu yang pertama berani mengangkat kepalanya adalah Jibril, maka Allah berbicara kepadanya dari wahyu yang diinginkan-Nya kemudian Jibril berkata, 'Allah telah berfirman dengan al-haq dan Dialah Yang Maha Tinggi Lagi Maha Besar". Semua mereka pun mengatakan hal yang sama seperti yang telah dikatakan oleh Jibril. Lantas selesailah wahyu melalui Jibril hingga kepada apa yang diperintahkan oleh Allah Ta'ala terhadapnya" [1]

Di dalam hadits Shahih yang lain dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda :

"Bila Allah telah memutuskan perkara dilangit, para malaikat merentangkan sayap-sayapnya sebagai (refleksi) ketundukan terhadap firman-Nya ibarat rantai di atas batu besar yang licin yang menembus mereka. Maka bila rasa takut itu sudah hilang dari hati mereka, mereka berkata 'Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?'. Mereka yang lain berkata malaikat (Jibril) yang mengatakan Allah telah berfirman dengan yang Hak dan Dialah Maha Tinggi Lagi Maha Besar'. Lalu hal itu didengar oleh para pencuri dengar (penguping) dan para pencuri dengan lainnya, demikian satu di atas yang lainnya. (Sufyan, periwayat hadits ini sembari menjelaskan spesifikasinya dengan tangannya ; merenggangkan jemari tangan kanannya, menegakkan sebagian ke atas sebagian yang lain). Barangkali setelah itu, anak panah telah mengenai si pendengar tersebut sebelum mengenai temannya lantas membuatnya terbakar, dan barangkali pula tidak mengenainya sehingga mengenai setelahnya yang berada di posisi lebih bawah darinya lalu mereka melemparkannya (anak panah tersebut) ke bumi –dan barangkali Sufyan berkata, 'hingga sampai ke bumi'-, lantas ia terlempar ke mulut tukang sihir, maka diapun berdusta dengan seribu dusta karenanya, namun ucapannya malah dibenarkan, maka mereka pun berkata, 'Bukankah dia telah memberitahukan kepada kita pada hari anu dan anu terjadi begini dan begitu, maka ternyata, kita telah mendapatkan hal itu benar adanya persis seperti kata yang didengar dari langit tersebut" [2]

Maka berdasarkan hal ini, tidak boleh meminta pertolongan kepada jin dan para makhluk selain mereka untuk mengetahui hal-hal ghaib, baik dengan cara memohon dan mendekatkan diri kepada mereka, memasang kayu gaharu ataupun lainnya. Bahkan itu adalah perbuatan syirik karena ia merupakan jenis ibadah padahal Allah telah memberitahukan kepada para hamba-Nya agar mengkhususkan ibadah hanya untuk-Nya semata, yaitu agar mereka mengatakan, "Hanya kepada-Mu kami menyembah (beribadah) dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan".

Juga telah terdapat hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau berkata kepada Ibnu Abbas, "Bila engkau meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah" [3]

Kedua : Hipnotis merupakan salah satu jenis sihir (perdukunan) yang mempergunakan jin sehingga si pelaku dapat menguasai diri korban, lalu berbicaralah dia melalui ucapannya dan mendapatkan kekuatan untuk melakukan sebagian pekerjaan setelah dikuasainya dirinya tersebut. Hal ini bisa terkadi, jika si korban benar-benar serius bersamanya dan patuh. Sebaliknya, ini dilakukan si pelaku karena adanya imbalan darinya terhadap hal yang dijadikannya taqarrub tersebut. Jin tersebut membuat si korban berada di bawah kendali si pelaku untuk melakukan pekerjaan atau berita yang dimintanya. Bantuan tersebut diberikan oleh jin bila ia memang serius melakukannya bersama si pelaku.

Atas dasar ini, menggunakan hipnotis dan menjadikannya sebagai cara atau sarana untuk menunjukkan lokasi pencurian, benda yang hilang, mengobati pasien atau melakukan pekerjaan lain melalui si pelaku ini tidak boleh hukumnya. Bahkan, ini termasuk syirik karena alasan di atas dan karena hal itu termasuk berlindung kepada selain Allah terhadap hal yang merupakan sebab-sebab biasa dimana Allah Ta'ala menjadikannya dapat dilakukan oleh para makhluk dan membolehkannya bagi mereka.

Wa Shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad Wa Alihi Wa Shahbihi Wa Sallam

[Kumpulan Fatwa Lembaga Tetap Untuk Pengakjian Ilmiah Dan Penggodokan Fatwa, Juz 11, hal-400-402]

[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerjemah Musthofa Aini dkk, Penerbit Darul Haq]
________
Footnotes
[1]. As-Sunnah, Ibnu Abi Ashim, hal. 515; Shahih Ibnu Khuzaimah, kitab At-Tauhid, Juz I hal. 348-349, Al-Asma wa Ash-Shifat,Al-Baihaqy, hal.435, dan pengarang selain mereka. Dan didalam sanadnya terdapat periwayat bernama Nu'aim bin Hammad, dia seoran Mudallis (suka menyamarkan berita) dan dia meriwayatkannya dengan metode periwayatan an-an (mengatakan : dari si fulan, dari si fulan)
[2]. Shahih Al-Bukhari, Kitab At-Tafsir, no. 4701
[3]. HR Ahmad, no. 3699, 273, 2804 –versi analisis Syaikh Ahmad Syakir-, Sunan At-Turmudzi, kitab Shifah Al-Qiyamah, no. 2518 

Artikel : hikayahhati.blogspot.com

Praktik Perdukunan, dari Mistik sampai Intrik

Praktik Perdukunan, dari Mistik sampai Intrik
DUKUN atau yang sering juga disebut dengan 'orang pinter', adalah suatu profesi yang tidak asing kedengarannya di telinga kita, atau di telinga masyarakat Indonesia pada umumnya. Walaupun nama atau istilahnya berbeda antar satu daerah dengan yang lainnya. Dukun adalah profesi yang sangat popular dan memasyarakat, keterlibatan mereka dalam kehidupan masyarakat kita selama ini sangat kuat.
Bagi orang yang belum pernah berinteraksi dengan dukun secara langsung, atau minta bantuannya dan memamanfaatkan jasanya, tentu pernah mendengar profesi perdukunan ini dari radio atau dari mulut ke mulut. Membaca iklan dan praktiknya di majalah, tabloid, koran atau buku-buku. Atau pernah melihat sosok di antara dukun yang bertebaran dalam tayangan layar kaca atau televisi. Mereka memang akrab dengan rakyat, dan juga sebagian besar pejabat.
Bagi orang yang pernah berurusan dengan dukun, sudah pasti akan tahu lebih banyak, tidak hanya namanya atau tempat praktiknya, mereka juga paham spesialisasi dan keahlian yang dimiliki dukun kesayangannya.
Dan bagi orang yang pernah berurusan dengan dukun, sudah pasti akan tahu lebih banyak, tidak hanya namanya atau tempat praktiknya, tapi juga mereka juga paham spesialisasi dan keahlian yang dimiliki dukun kesayangannya.
Selama ini memang ada kelompok masyarakat yang merasa sangat terbantu atau diuntungkan dengan adanya praktik perdukunan. Ada yang merasa sakitnya telah tersembuhkan setelah berobat ke si dukun. Ada yang merasa masalahnya telah terselesaikan (bablas) setelah konsultasi dengan dukun. Dan ada juga yang merasa usahanya telah berhasil, cita dan cintanya telah tercapai, dendamnya terhadap seseorang telah terbalaskan, sakit hatinya terobati, setelah mereka keluar dari ruang praktik si dukun.
Tapi banyak juga yang kecewa. Karena sakit yang diderita tak kunjung sembuh, bisnis yang dirintis tak kunjung laris, problematika yang mengusutkan pikiran tak juga terselesaikan, cita dan cinta tak juga kesampaian, dendam kesumat dan sakit hati tak juga terbalaskan, dan lain-lainnya.
Bahkan malah sebaliknya. Sakit yang diderita semakin parah, bisnisnya makin terpuruk atau bangkrut, problema-tikanya makin ruwet. Padahal mereka telah membayar dukun dengan harga mahal, jutaan bahkan milyaran rupiah telah amblas. Berbagai macam tumbal dan sesajen sudah dipersembahkan, beragam syarat yang diminta telah dipenuhi. Ada korban perdu­kunan yang dikuras hartanya, direnggut kegadisan dan kehormatannya, diteror, diancam atau dibunuh. Materi dihabiskan, akidah dan tauhid digadaikan. Sungguh menyakit-kan dan menyedihkan.
Walaupun begitu, mereka tidak kapok juga. Kalau pun ada yang sadar lalu bertaubat, itu hanya sedikit dari sekian banyak prosen korban yang berjatuhan. Naifnya, orang lain yang tidak pernah jadi korban dukun, atau belum menjadi korbannya, tidak juga mengambil pelajaran dari tindakan kriminal dan penipuan yang berkedok perdukunan dan telah banyak diungkap di media massa. Kalau mereka punya masalah yang ruwet dan menurutnya tidak bisa diselesaikan dengan akal sehat, dukunlah yang menjadi alternatif pilihannya.
Praktik Perdukunan yang Berbau Mistik
Selama ini praktik perdu­kunan selalu diidentikkan dengan mistik dan klenik, ruangan yang diselimuti bau kemenyan, dihiasi berupa-rupa kembang dan sesajen, dilumuri darah tumbal dan sesembahan, dilengkapi berbagai macam jimat dan benda pusaka, dinaungi kekuatan jin dan syetan, diterangi dengan cahaya temaram atau cenderung pada kegelapan, suasana yang mencekam dan mengerikan.
Yang pernah dilakukan Gus Wachid misalnya. Banyak ilmu 'karomah' dan tenaga dalam yang ia pelajari agar bisa menjadi 'orang hebat'. Wirid, lelaku, tirakat, melakukan 'amalan' dari guru-gurunya. Sampai akhirnya ada jin yang ikut dengannya. Banyak keanehan yang dimilikinya dan sarat mistik. Walaupun tidak sengaja ia membuka praktik perdukunan, tapi pasiennya cukup banyak jumlahnya. Bahkan di antara mereka ada yang berasal dari kalangan terpelajar, orang akademik yang kualitas IQ-nya tidak jongkok. Dia sendiri termasuk orang terpelajar, punya gelar akademik yang diperoleh dari sebuah perguruan agama yang cukup terkenal di kota kelahirannya. Dan jin pun berhasil memperdayanya.

Begitu juga masa lalu KH. Ahmad Muhammad Suhaimiy. Awalnya ia tidak tahu bahwa jimat dan rajah apapun bentuknya, Islam melarang keras penyebarannya. Apalagi kalau diperjual belikan, hasil jual beli itu tentunya haram. Sebagaimana uang hasil perdukunan, adalah uang panas dan haram digunakan. Rasulullah bersabda, "Abu Mas'ud al-Anshari berkata, "Rasulullah melarang hasil penjualan anjing, dan tips pelacur serta hasil praktik perdukunan." (HR. Tirmidzi dan dinyatakan hadits hasan shahih). Obsesinya untuk membangun pondok pesantren dari hasil praktik perdukunan kandas di jalan. Bahkan jin telah mempermainkan dan mengelabuinya. Hingga akhirnya ia mendapatkan hidayah, menyadari kesalahannya lalu bertaubat kepada Allah SWT .
Sungguh merupakan pilihan yang patut kita contoh. Dia berhenti dari praktik perdukunan bukan karena tidak laku lagi. Tapi atas dasar ilmu dan pemahaman, sehingga siap menanggung segala resiko.
Yang lebih mistik adalah cerita Mas Tito. Benar-benar sarat mistik. Jin mengelabuinya dengan berubah wujud menjadi kakeknya, lalu mengajarinya berbagai macam ilmu kesaktian. Jin juga memperdayanya dengan berubah menjadi benda pusaka. Mantra yang diwirid bisa membuatnya berubah laksana Cicak, merayap di tembok tanpa peralatan pendakian. Orang-orang di sekitarnya terkagum-kagum saat melihat kemampuannya. Dukun-dukun lain pun tunduk dan patuh kepadanya, karena merasa kalah ilmu. Jin yang membantu Mas Tito lebih kuat daripada jin yang mereka miliki. Namun di tengah popularitasnya yang melambung, kekuatan ilmu mistiknya yang dianggap tanpa landing. Ternyata ia sendiri tidak bisa memenuhi keinginannya. Daftar sebagai angkatan atau prajurit negara selalu gagal. Ya, memang jin tidak mempunyai kekuatan yang mutlak. Mereka ada dalam kekuasaan Allah SWT, maka seharusnya kita tidak menyekutukan Allah apalagi dengan jin.
Sebenarnya kasus yang hampir sama dengan Tito adalah kasus Mona. Keduanya ada unsur titisan. Syetan yang telah menjerumuskan kakeknya tidak puas, anak cucunya pun jadi obyek sasarannya. Berbagai macam ritual harus ia jalani untuk memenuhi hasrat si kakek, menjadi dukun hebat. Kalau Tito merasa ada tombak yang menembus dadanya, sedangkan Mona merasa keris yang baru diterima dari seseorang menembus dadanya. Mungkin yang masuk itu adalah jin. Dengan bantuan jin itu, akhirnya Mona bisa melakukan pengobatan dan perdukunan. Bahkan ia terkenal sebagai dukun spesialis pelet, perjudian dan penglaris.
Pengembaraan mistik yang ia jalani ke pantai selatan. Kejadian aneh dan spektakuler yang dialaminya, baru ia sadari bahwa itu adalah tipuan syetan setelah dia berinteraksi dengan Ghoib Ruqyah Syar’iyyah. Ulah jin dalam dirinya semakin jelas, setelah ia menjalani ruqyah syar'iyyah. Kejadian ini membuktikan, bahwa klenik dan mistik memang tidak bisa dikikis dengan kecanggihan teknologi, atau pudar seiring dengan kemajuan zaman. Hanya dengan kembali mempelajari syari'at yang telah dikumpul dalam al-Qur'an dan al-Hadits, kita bisa selamat dari tipudaya syetan. Membekali diri dengan tauhid yang lurus adalah senjata yang ampuh.
Praktik perdukunan yang bau mistik dan klenik sudah ada sejak zaman dahulu. Mereka berkolaborasi dengan jin jahat, menjadi antek syetan dalam menyesatkan hamba-hamba Allah SWT. Sekilas kerjasama seperti itu sama-sama menguntungkan. Syetan diuntungkan dengan ketaatan dukun dalam menyebar kesyirikan dan menjerumuskan manusia beriman. Sedangkan dukun mendapat keuntungan duniawi. Paling tidak mereka mendapat popularitas, kebanggaan, ketenaran sebagai manusia 'sakti', dihormati dan dijunjung tinggi oleh para pasiennya.

Kerjasama dukun dengan jin telah diungkap oleh Rasulullah SAW melalui haditsnya, "Aisyah berkata, "Rasulullah pernah ditanya sekelompok orang tentang para dukun. Rasulullah menjawab, 'Mereka itu tidak ada apa-apanya'. Orang-orang tersebut berkata, Terkadang mereka berkata tentang sesuatu (meramal), dan yang diomongkan itu ternyata benar'. Rasulullah SAW menjawab, 'Omongan yang benar itu dari Allah, dicuri oleh jin lalu dibisikkannya ke telinga walinya (dukun) dan dicampuraduk dengan seratus kebohongan'." (HR. Bukhari).
Praktik Perdukunan yang Sarat Intrik
Ternyata tidak semua seperti itu. Apalagi dengan kecanggihan teknologi dan kemajuan zaman. Semua cara bisa dimodifikasi atau direkayasa dan disesuaikan dengan kebutuhan. Setelah Ghoib Ruqyah Syar’iyyah berinteraksi dengan sebagian dukun untuk menguak kedoknya, atau wawancara dengan mereka yang sudah bertaubat. Ternyata gambaran praktik perdukunan yang tersebut di atas, tidak semua benar. Artinya mereka tidak selalu lengket dengan mistik atau berbau klenik. Banyak di antara mereka dalam praktiknya penuh dengan rekayasa, penuh intrik (persekongkolan rahasia) dan dusta. Mereka hanya bondo nekat (bonek). Pandai bersilat lidah dan bermain kata-kata. Mereka lincah dalam membuat intrik dan tipu daya atau rekayasa.
Seperti yang telah diceritakan Andre. Dukun bermodal intrik, bukan mistik. Anak kecil dengan mata tertutup rapat bisa menebak warna baju orang yang di depannya. Orang yang diikat kuat, dimasukkan karung, dimasukkan peti dan digembok rapat, lalu bisa keluar dari belenggu-belenggu itu dengan cepat. Ternyata semua itu bukan mistik, tapi hanya intrik ada rumus tertentu yang bisa dipelajari siapa pun.
Keris bisa bersinar saat dipegang, baju disentuh bisa terbakar, dibacok golok atau senjata tajam tidak terluka, tangannya memegang dada orang lain, bisa keluar cahayanya. Itu hanyalah atraksi-atraksi, yang selama ini dikonotasikan sebagai hal yang spektakuler, dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang ilmu supranaturalnya tinggi, ahli linuwih, punya koneksi langsung dengan lelembut, dan tidak sembarang orang bisa melaku-kannya. Wal hasil, ternyata itu semua rekayasa dan jauh dari mistik, dan setiap orang bisa mempelajari, walau tanpa ritual aneh dan nyleneh.
Begitu juga yang diceritakan oleh Ipon. Walaupun pada awalnya, ia berusaha untuk mempelajari ilmu yang bernuansa mistik, toh akhirnya dia tertambat praktik perdukunan yang sarat intrik. Dengan trik khusus ia bisa menciptakan energi listrik yang bisa mengalir di tubuhnya, atau di tubuh orang lain yang ia pegang. Dengan intrik itu ia telah mengelabuhi pasien-pasiennya. la juga telah meng-KO dukun lainnya. Bahkan dengan intrik yang sama ia berhasil memperdaya dukun yang dulu pernah menjadi gurunya.
Apa yang dilakukan Andre dan Ipon dengan praktik perdukunan yang sarat intrik dan rekayasa, memang tidak menyeretnya kepada kesyirikan. Karena teknik praktiknya hanya rekayasa. Hanya saja keduanya telah melakukan kebohongan. Dan kebohongan itu sendiri juga termasuk dosa besar. Banyak orang yang terpeleset akidahnya, lebih mempercayai kemampuannya dan percaya penuh bahwa energi yang dimilikinya itu yang telah menyembuhkan penyakit yang diderita pasien.
Alhamdulillah, hidayah Allah SWT masuk ke hatinya, sehingga ia masih punya kesempatan untuk bertaubat. Keduanya pun menyesal, dan minta maaf kepada orang-orang yang pernah dikelabuinya. Sungguh merupakan keputusan yang berat, saat popularitas mencuat dan kehidupan ekonomi yang mulai terangkat. Lalu keduanya harus meninggalkan itu semua. Keduanya memilih kemulian yang sejati, bukan kemuliaan yang semu. Kemuliaan sejati itu hanya bisa diperoleh dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya (Lihat QS. al-Hujurat: 13). Semoga langkah keduanya diikuti yang lainnya, yang masih rajin mengelabuhi orang lain dengan trik dan intrik. Dan orang-orang yang pernah dikelabuhinya pun mau memaafkan kekhilafannya.

Tipe dukun penipu atau hanya mengaku-ngaku dengan berbagai macam rekayasa biasa, tidak punya kekuatan mistik, yang dipraktikkan sarat dengan intrik. Begitulah pernyataan Gus Wachid. Dia sudah banyak survei dan membuktikan sendiri bahwa dalam kenyataan-nya, banyak dukun yang buka praktik hanya bermodal intrik. "Mereka itu tukang gedabrus (membual) dan goroh (dusta). Saya sudah sering mendatangi praktik dukun yang terkenal sakti di wilayah JawaTimur, tapi ternyata mereka tidak ada apa-apanya", tegas Gus Wachid kepada Ghoib Ruqyah Syar’iyyah.
Pada zaman dahulu, ada juga orang yang tidak bisa ilmu perdukunan lalu berpraktik dukun. la hanya menggunakan intrik sebagaimana kebanyakan dukun-dukun sekarang. Cerita itu tertulis dalam rentetan hadits yang telah dibukukan Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya. Aisyah berkata, "Abu Bakar mempunyai seorang pembantu. Kalau ia datang dan membawa makanan untuknya, Abu Bakar ikut memakannya. Pada suatu hari ia membawa makanan, Abu Bakar pun memakannya.
Kemudian pembantu itu bertanya, 'Apakah kamu tahu, makanan apakah itu?" Abu Bakar balik bertanya, "Memangnya makanan apa?" Saya tadi melakukan praktik perdukunan pada seseorang seperti pada zaman Jahiliyyah, padahal sebenarnya saya bukanlah seorang dukun. Hanya saja saya melakukan intrik (membohonginya). Lalu orang tersebut menghampiriku dan memberiku makanan tadi, makanan yang sebagiannya telah kamu makan. Serta-merta Abu Bakar memasukkan jari tangannya ke (mulutnya), dan memuntahkan semua isi perutnya." (HR. Bukhari, hadits nomor 3554).
Kalau praktik mereka hanya intrik. Lalu darimana datangnya kesembuhan pasien-pasiennya? Inilah sebagai bukti nyata, bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah ig, bukan darj ruang dan bilik praktik para dukun. Mereka hanya berusaha, baik dengan praktik yang bau mistik atau hanya intrik.
Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk berusaha sebaik mungkin. Tidak melanggar syari'at. Dengan begitu, apabila dengan usaha itu sakit kita sembuh, maka kita akan mendapatkan dua kebahagiaan. Kebahagiaan sembuh dan kebahagiaan karena usaha kita berpahala. Dan kalau belum sembuh, Allah if akan mengganti rasa sakit kita dengan dileburnya dosa-dosa kita dan dilipat gandakan pahala kita, karena kita sabar dalam menghadapi musibah yang diberikan-Nya.
Syetan tidak akan melepas-kan buruannya begitu saja. Ya, syetan tidak akan melepas orang-orang yang pernah bekerjasama atau terjerumus dalam perangkapnya begitu saja. Banyak pasien yang bercerita ke Ghoib Ruqyah Syar’iyyah seputar hambatan-hambatannya saat mau menjalankan terapi ruqyah syar'iyyah. Syetan berusaha untuk menghalangi dan menggagalkannya. Kasus yang dialami Ibu Nona misalnya. Sebetulnya sudah hampir setahun lamanya ia telah mengenal ruqyah, tapi selalu ada rintangan menghalanginya untuk berangkat dan menjalani terapi. Dan tembok penghalang taubat juga dibangun oleh kakeknya, karena dialah yang diproyeksikan untuk mewarisi 'ilmu' atau jinnya.
Rintangan sejenis juga dihadapi Mas Tito. Keluarga besarnya melarangnya untuk membuang ilmu mistik yang telah diwarisinya, mereka tidak ingin jin yang ada di tubuhnya diusir dengan ruqyah syar'iyyah. Dan sampai ketika ia menuturkan ceritanya pun, jin jahat itu sering hadir dalam mimpinya untuk mengajaknya kembali ke dunia semula. Semoga Allah SWT memberinya kekuatan untuk terus berada di jalan-Nya.
Gangguan saat menuju pertaubatan juga di alami Ipon. Saat ia mau berangkat ke Jakarta untuk diruqyah, ada bisikan-bisikan ghaib yang berusaha menggagalkannya. la ditakut-takuti syetan, bahwa murid dan pasiennya akan marah-marah. Tapi ia berhasil memenangkan pertarungan iman itu, alhamdulillah.
Yang lebih mistik lagi adalah bujukan syetan yang dialami KH. Ahmad Muhammad Suhaimiy. Saat ia mau meninggalkan praktik perdukunannya, jin jahat datang dan memberinya hadiah beberapa keping lempengan emas. Tidak hanya itu, ia juga disuap dengan cek yang nilainya US $ 1.000.000. Sungguh menggiurkan. Tapi itu hanya tipu daya jin saja. Dan cek itupun tidak bisa dicairkan.

Keimanan dan tawakkal kepada Allah it harus terus ditumbuhkan, agar kita tidak gamang dalam menapaki jalan yang benar, dan tidak silau oleh bujuk rayu syetan. Raja syetan (Iblis) telah bersumpah di hadapan Allah S, "Ya Tuhanku, karena Engkau telah menghu-kum saya sesat. Saya benar-benar akan (menghalang-ha-langi) mereka dari jalan Engkau yang lurus."(QS. al-A'raf: 16).
Faktor utama yang sering dijadikan syetan untuk menghalang-halangi para pelaku praktik berdukunan dari taubat adalah ekonomi atau materi. Syetan menakut-nakuti mereka dengan kemiskinan dan kefakiran, apabila mereka menutup praktik perdukunan atau meninggalkannya. Seperti yang dialami Ipon dan Mona.
AI-Qur'an mengingatkan kita,"Syetan menjanjikan(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan. Sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadanya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya), lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Baqarah: 268)


Artikel : hikayahhati.blogspot.com