Latest Updates

Israel Takkan Meminta Maaf Atas “Ibukota” Yerusalem

TEL AVIV– Saat Israel memperingati 62 tahun deklarasi negara Yahudi-nya pada Senin (19/4) malam waktu setempat, pemerintah menegaskan kembali komitmen mereka untuk “Yerusalem bersatu”.
“Kami tidak akan meminta maaf karena telah membangun ibukota kami,” tekan juru bicara Knesset (parlemen Israel), Reuven Rivlin, dalam pidato hari kemerdekaan negaranya.
Sejak pengumuman di malam pembicaraan antara Israel dan Palestina yang diperantarai oleh AS mengenai ekspansi pemukiman di Yerusalem Timur,  Israel telah menegaskan komitmen kuatnya terhadap pembangunan di seluruh penjuru kota, terlepas dari kecaman internasional atas rencana terhadap tanah pendudukan.
Bagaimanapun, Rivlin kemudian mengatakan bahwa ketakutan Israel terhadap “pihak lain” di balik tembok pemisah, terutama di Yerusalem, baik itu kaum Arab maupun ultra-ortodoks, bertentangan dengan semangat Zionis.
“Mentalitas beton dan kawat berduri, mentalitas pemagaran di lingkungan yang homogen, dan mentalitas melarikan diri dari dialog dengan ‘pihak lain’ tidak hanya destruktif bagi pondasi sosial dan nasional kita, tapi juga memungkinkan bangkitnya suara-suara yang menuntut perpecahan Yerusalem.
PLO (orgnisasi pembebasan Palestina) bersikukuh bahwa Yerusalem Timur, yang diduduki Israel di tahun 1967, akan menjadi calon ibukota negara Palestina.
Menteri pertahanan Ehud Barak mengatakan kepada radio militer israel bahwa “dunia tidak akan mau menerima, dan kita tidak akan mengubahnya di tahun 2010, ekspektasi bahwa Israel akan berkuasa selama satu dekade lagi.”
Sementara Israel mengenang para prajurit yang tewas pada Memorial Day, Palestina akan memperingati Nakba (bencana), pengusiran warga Palestina dari rumah dan tanah mereka pada tanggal 15 Mei 1948. Namun, orang Palestina yang tinggal di Israel dan Yerusalem akan dilarang untuk memperingati Nakba, disebabkan oleh hukum Knesset yang melarang kegiatan tersebut, memberikan hukuman kepada siapa saja yang menunjukkan tanda-tanda berkabung pada hari itu.
Warga Palestina akan memperingati Nakba di Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta di seluruh dunia, bulan depan.
Sekelompok organisasi hak Palestina untuk kembali di seluruh dunia menyerukan kepada orang Palestina di Eropa dan AS untuk berkumpul di depan kedutaan Israel di negara-negara itu pada tanggal 15 Mei guna mengingatkan Nakba Palestina dan para korban yang terbunuh dan diusir dari Palestina di tahun 1948.
Masalah pengungsi dan Yerusalem Timur masih menjadi isu penting dalam proses perdamaian, dengan PLO menuntut hak kembali untuk warga Palestina yang diusir Israel tahun 1948, baik secara internal maupun kamp pengungsi di seluruh Timur Tengah dan  kedaulatan atas tanah Palestina yang diduduki Israel.
UNWRA, yang dibentuk menyusul pendirian negara Israel yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi Palestina dalam konflik tahun 1948, memperkirakan ada 4.7 juta pengungsi terdaftar di Yordania, Syiria, Libanon, dan wilayah pendudukan Palestina.
Di bawah definisi operasional UNWRA, pengungsi Palestina adalah orang-orang yang tempat tinggalnya ada di Palestina mulai bulan Juni 1946 hingga Mei 1948, yang kehilangan rumah maupun mata pencahariannya sebagai akibat dari konflik. (rin/mn)
Bagikan

0 Response to "Israel Takkan Meminta Maaf Atas “Ibukota” Yerusalem"

Post a Comment