Latest Updates

"Pembakaran Al Qur'an" AS Tak Hanya Dikecam Oleh Umat Muslim


JAKARTA- Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) bersama Forum Lintas Agama dengan keras mengecam tindakan kampanye pembakaran Al-Quran dari kelompok yang menamakan `Dove World Outreach Center` di bawah pimpinan Pastor Senior Sylvia Jones yang berkantor di Florida, Amerika Serikat.

Kepala Biro Penelitian dan Komunikasi PGI, Pendeta Henry Lokra di Jakarta mengatakan, "Dalam tindakan itu mereka mengatasnamakan kelompok agama, terutama membawa agama kristen, padahal hal itu tidak benar, Kristen mengajarkan cinta kasih dan tidak provokatif."

Kampanye membakar Al-Quran muncul di halaman situs jejaring sosial Facebook sebagai bentuk ajakan kepada warga dunia dalam peringatan sembilan tahun tragedi WTC pada 9 November mendatang.

Ketua Laskar Empati Pembela Bangsa (LEPAS) Egi Sudjana yang hadir bersama Gerakan Peduli Pluralisme, merasa geram dan meminta pemerintah Indonesia untuk cepat melakukan tindakan. "Menteri Luar Negeri harus melobi PBB agar memberi teguran kepada Pemerintah Amerika Serikat agar menangkap pastor yang menyebarkan gerakan provokasi tersebut," katanya. Kecaman terhadap pembakaran Al-Quran juga datang dari Parisada Hindu Dharma Indonesia, Matakin, Wahid Institute, Ma'arif Institute, Gamki, PP GMKI, beserta ormas dan forum agama lainnya.

Sebelumnya, Ulama NU, Dr KH Nuril Arifin, MBA, yang biasa disapa Gus Nuril, mengimbau agar umat Muslim di Indonesia tidak terprovokasi dengan kampanye pembakaran kitab suci Al Quran yang dilontarkan kelompok non-denominasi Dove World Outreach Center. Organisasi ini berbasis di Florida, Amerika Serikat.

"Saya mohon ke seluruh bangsa Indonesia agar tidak menyikapi gerakan ini dengan kemarahan. Dia tidak tahu, kalau kita balas dengan gerakan vandalis, rusak semua," kata Gus Nuril dalam jumpa pers bersama tokoh lintas agama, di Kantor Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Rabu (4/8/2010) di Jakarta.

Gus Nuril menekankan agar upaya tak beradab ini jangan sampai merusak persaudaraan antarumat beragama dan semangat pluralisme yang tumbuh di Indonesia. "Warga Muslim agar menahan diri dan tidak melakukan gerakan emosional, apalagi gerakan balasan sampai pada pembakaran," ujarnya.

Aksi yang direncanakan oleh sekelompok kecil orang Amerika, kata dia, jangan dibalas dengan melampiaskannya pada orang-orang yang tak bersalah di Tanah Air. "Ibaratnya, yang maling orang Amerika, jangan pukuli orang Indonesia. Jangan cari orang yang tidak bersalah di sini," ujarnya.

Peristiwa ini dinilainya merupakan ujian bagi umat Muslim. Menyikapinya, umat Muslim diimbau untuk menawarkan sikap perdamaian dan persaudaraan. "Saya yakin bangsa ini tidak terpengaruh dengan gerakan edan-edanan, tidak manusiawi, dan biadab ini," tegasnya.

Pemerintah juga diharapkan segera merespons rencana oleh kelompok non-denominasi di Amerika Serikat itu, sebelum meluas dan mendapatkan reaksi dari masyarakat Muslim Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari Parisadha Hindu Dharma Indonesia, Udayana, juga mengutuk keras rencana aksi yang ditujukan untuk memperingati sembilan tahun peristiwa WTC itu.

"Kami mengutuk gerakan yang membakar kitab suci. Sama seperti kami, kami punya Wedha. Kami juga akan berontak jika ada aksi seperti ini. Oleh karena itu, kita harus memberi solidaritas atas gerakan usaha pembakaran kitab suci saudara umat Muslim," kata Udayana.

Sementara itu, Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf meminta umat Islam di Indonesia tidak terpengaruh dengan provokasi aksi pembakaran Al Quran di Amerika Serikat (AS). Ide tersebut dinilai hanya untuk membuat provokasi dari kelompok masyarakat yang menderita Islamophobia.

"Kami mengharapkan umat Islam tidak terprovokasi. Ide semacam itu tidak muncul dari mereka yang menghayati agama dengan baik. Ini ide paranoid dan Islamophobia yang diakibatkan pemahaman yang sempit mengenai Islam," kata Slamet.

Menurut Ketua MUI bidang kerukunan agama ini, semua kelompok yang cinta damai harus berupaya menentang ide gila dan tidak bertanggungjawab. Sebab, jika cara seperti ini dibiarkan, bisa jadi akan menimbulkan konflik antarumat beragama seperti yang pernah terjadi.

"Saya juga mengharapkan umat beragama di seluruh dunia menentang ide gila semacam ini. Kalau ini terjadi, apalagi di Indonesia ada yang ikut-ikutan, pasti akan menjadi pemicu konflik yang sangat luar biasa. Kita semua harus mencegah," ajak mantan Ketua DPP Golkar ini.

Slamet meminta pemerintah AS juga berupaya meredam aksi-aksi provokatif seperti yang akan dilakukan kelompok ekstrem ini. Apalagi jika memang betul gerakan ini akan terjadi, mereka akan salah perkiraan. Sebab, Al Quran tidak akan lenyap meski mereka membakarnya.

"Harus ada usaha dari pemerintah sana untuk membatasi dan melarang upaya provokasi ini. Di Indonesia, kami akan mengumpulkan tokoh beragama untuk menyikapi hal ini," tegasnya. 

Sebelumnya diberitakan, Dove World Outreach Center, sebuah gereja di Gainesville, Florida, AS, akan menjadi tuan rumah 'Hari Pembakaran Al Quran Internasional' dalam memperingati 9 tahun tragedi serangan 11 September 2001.
Bagikan

0 Response to ""Pembakaran Al Qur'an" AS Tak Hanya Dikecam Oleh Umat Muslim"

Post a Comment