Latest Updates

Ini Dia Yang Membuat Seseorang Mudah Marah

Lekas marah adalah keadaan ekstrim kepekaan terhadap rangsangan apapun. Sangat sering orang yang memiliki kepekaan rangsangan merasa stres, tidak sabar atau mungkin dengan mudah menjadi marah. Lekas marah adalah semacam sinyal, bahwa yang tidak menyenangkan atau situasi yang berpotensi mengancam tidak dapat dihindari atau diselesaikan dengan cara yang pantas.

Mudah marah moderat merupakan pengalaman umum anak-anak yang kelelahan atau orang dewasa yang terlalu bekerja keras. Kurang tidur juga dapat menyebabkan suasana hati jengkel. Setiap jenis kecanduan alkohol atau obat-obatan dan penarikan dapat memicu seseorang lekas marah.

Penyebab lain bisa karena gangguan somatik (hipertiroidisme, gangguan nyeri, tinnitus, gangguan kronis lainnya atau kondisi medis yang parah).

Sedangkan penyebab psikologis mudah tersinggung dapat mencakup bentuk penyesuaian ringan masalah atau stres serta masalah kejiwaan yang lebih berat atau gangguan lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain; pubertas, kelelahan, kurang tidur, flu, sakit kepala, pramenstruasi, diabetes, depresi, narkoba, atau alkohol.

Gejala
Lekas marah dan tersinggung Perawatan
Obat anti depresi mungkin membantu. Namun lingkungan psikologis yang mendukung, meminimalisir seseorang untuk tidak mudah marah. Hasil survei menunjukkan anak muda, orang yang memiliki anak, dan mereka yang berpendidikan rendah adalah yang paling mudah marah. Scott Schieman dari Universitas Toronto, Kanada, menyurvei 1.800 warga AS berusia 18 tahun ke atas mengenai bagaimana dan kapan biasanya mereka marah.

Ekspresi kemarahan ditunjukkan dengan beraneka cara, mulai jengkel, membentak, hingga murka.
Hasil survei itu menemukan orang-orang berusia di bawah 30 tahun lebih sering marah, dengan bentuk dan intensitas yang bermacam-macam, ketimbang mereka yang lebih tua.

Schieman berpendapat kemarahan itu muncul disebabkan mereka lebih berpeluang dipengaruhi tiga penekan utama yang bisa memicu kemarahan, yakni tekanan waktu, kesulitan ekonomi, serta konflik antarindividu di tempat kerja.

Memiliki anak juga berhubungan dengan perasaan dan perilaku marah seperti membentak. Survei juga menemukan mereka yang berpendidikan rendah juga lebih berpotensi marah.

Pendidikan memang dikaitkan dengan kemampuan yang lebih baik dalam mengendalikan diri. Mungkin karena itu, lanjut Schieman, mereka yang berpendidikan lebih baik lebih mampu mengendalikan kemarahan mereka.

Sebuah studi terbaru menemukan bahwa seseorang bisa mudah marah atau tidak tergantung pada gennya. Isolasi gen yang disebut DARPP-32 membantu menjelaskan mengapa ada orang yang mudah marah akibat provokasi, sementara yang lain masih bisa tetap tenang.

Lebih dari 800 orang diminta mengisi kuesioner yang dirancang untuk mempelajari bagaimana mereka menangani kemarahan.

Ada tiga versi gen yang mempengaruhi kemarahan, yaitu “TT”, “TC”, dan “CC”. Biasanya, orang yang memiliki gen versi “TT” atau “TC” kemarahannya lebih signifikan dibanding orang yang memiliki gen versi “CC”.

Penelitian dari Universitas Bonn menemukan bahwa orang yang warna abu-abu di amigladanya tidak banyak, yakni bagian otak yang membantu menjaga emosi agar tetap seimbang, kemarahannya lebih besar.

“Dengan kata lain, mereka tidak mampu mengendalikan perasaan mereka,” kata Martin Reuter, peneliti yang termasuk dalam kategori “TC”.

“Saya bukan pemarah tapi saya bisa marah jika itu sangat penting,” kata Martin.

Versi TT dan TC lebih umum dalam populasi Barat. Penelitian menunjukkan bahwa demonstrasi kemarahan dapat membantu orang untuk lebih maju dalam hidupnya.

Awal tahun ini dilaporkan bahwa menunjukkan kemarahan daripada menekan emosi merupakan kunci sukses untuk kehidupan pribadi.

Laporan dalam jurnal Behavioural Brain Research menunjukkan bahwa genetika hanya mencapai sekitar setengah dari disposisi kita terhadap kemarahan, sementara DARPP-32 adalah salah satu dari beberapa gen yang terlibat. (fn/vs/mtv/dtk)


Bagikan

0 Response to "Ini Dia Yang Membuat Seseorang Mudah Marah"

Post a Comment