Latest Updates

Awal Ramadan, Mesir Mulai Laksanakan Sentralisasi Azan


Seperti kebanyakan negara muslim lainnya, masyarakat Mesir kemungkinan akan menjalankan ibadah puasa pada Rabu (11/8). Pemerintah Mesir memanfaatkan datangnya bulan Ramadan untuk mulai menerapkan kebijakan sentralisasi kumandang azan sebagai petunjuk datangnya waktu salat.
Dengan sistem sentralisasi ini, masjid-masjid di Mesir tidak lagi mengumandangkan azan sendiri-sendiri saat waktu salat tiba karena suara azan akan dikumandangkan dari satu sumber saja lewat alat pengeras suara yang disambungkan ke seluruh masjid. Menteri Wakaf Mesir Hamdi Zaqzuq mengatakan, kebijakan penyatuan kumandang azan untuk tahap pertama akan dilaksanakan di kota Kairo yang memiliki sekitar 4.500 masjid. Setelah Kairo, kebijakan tersebut akan dilakukan di kota Alexandria dan kota-kota lainnya di seluruh Mesir jika sistem ini terbukti efektif dan efisien.
"Kami sudah melakukan uji coba sistem baru untuk sentralisasi kumandang azan, untuk mengakhiri 'perang' suara azan lewat pengeras suara sehingga menimbulkan kebisingan dan terkesan tidak tertib," kata Zaqzuq.
Salem Abdul-Galil, pejabat kementerian wakaf untuk urusan salat menyatakan, sebuah tim teknisi sudah menginstal jaringan ke masjid-masjid agar bisa mengumandangkan azan yang sama pada saat yang sama. Uji coba sistem jaringan ini sudah berhasil dilakukan di 17 masjid. Stasiun Radio Kairo Raya akan menjadi pusat transmisi kumandang azan ke masjid-masjid di seluruh kota itu. Kementerian Wakaf Mesir sudah menyeleksi para muazin yang suaranya sudah direkam terlebih dahulu, dan rekaman suara azan mereka akan didistribusikan ke seluruh provinsi di Mesir.
"Dengan sentralisasi kumandan azan ini, orang-orang yang sedang sakit, para pelajar atau mahasiswa, serta mereka yang membutuhkan konsentrasi tidak terganggu dengan suara azan yang bising dari masjid-masjid di sekitar mereka," kata Abdul-Galil.
Sentralisasi kumandang azan ini berpengaruh pada puluhan ribu muazin di Mesir. Saat ini, ada 70.000 ribua muazin yang bekerja untuk Kementerian Wakaf. Mereka yang tidak terpilih untuk sistem sentralisasi ini akan dipekerjakan sebagai pengurus masjid atau diberikan pelatihan menjadi imam untuk memenuhi kebutuhan imam di Mesir yang ternyata masih kekurangan tenaga-tenaga imam yang profesional.
Survei yang dilakukan oleh Pusat Informasi dan Dukungan Kebijakan pemerintah Mesir menunjukkan bahwa mayoritas warga Kairo meyambut positif kebijakan sentralisasi azan ini. Dari 1.150 keluarga di Kairo yang disurvei, 58 persen mendukung kebijakan sentralisasi sedangkan sisanya menolak dengan alasan kebijakan itu bertentangan dengan tradisi Islam dan mengurangi nilai spiritualitas yang terkandung dalam kumandang azan.
Bagikan

0 Response to "Awal Ramadan, Mesir Mulai Laksanakan Sentralisasi Azan"

Post a Comment