Tertangkapnya Ajudan Karzai Ungkap "Daftar Gaji" CIA

Satu hari setelah terungkap bahwa seorang ajudan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Mohammed Zia Salehi berada dalam daftar nama gaji Agen Intelijen  Pusat (Central Intelligence Agency – CIA), seorang pejabat AS telah menyatakan bahwa beberapa anggota dari pemerintahan Karzai sebenarnya dibayar oleh agen intelijen tersebut untuk mempertahankan sebuah sumber informasi.
Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonym, mengatakan bahwa sejumlah besar pejabat dipemerintahan Karzai berada dalam daftar gaji CIA.
"Mereka membayar siapa saja yang mereka pikir dapat membantu mereka. Ini telah menjadi gelagat CIA sejak tahun 2001," Kantor berita harian Washington Post mengutip pejabat Amerika tersebut.
Seorang mantan pejabat CIA, ketika mendukung gerakan agen tersebut dalam menyogok para pejabat Afghanistan, mengatakan bahwa ini merupakan hal yang penting karena "Kepala Negara tersebut tidak akan mengatakan segalanya kepada Anda."
Ia juga menggarisbawahi fakta bahwa Karzai sering terlihat tidak sadar akan gerakan-gerakan yang anggota pemerintahannya perbuat.
Mohammed Zia Salehi, adalah pimpinan pemerintahan untuk Dewan Keamanan Nasional, ditahan oleh satuan keamanan Afghanistan pada bulan Juli karena diduga berusaha mendapatkan sogokan dalam pertukaran untuk menghambat sebuah investigasi yang didukung AS ke dalam sebuah perusahaan yang diduga mengirimkan triliunan dolar keluar dari Afghanistan dalam dinas resmi pemerintah, penyelundupan obat-obatan, dan pejuang anti-pemerintah.
Setelah ditahan selama tujuh jam, Salehi dibebaskan dari penjara ketika Hamid Karzai, Presiden Afghanistan, secara paksa mengintervensi atas namanya, New York Times memberitakan.
Salehi dilindungi oleh Karzai diduga karena ia mengetahui terlalu banyak tentang kerja bagian dalam dari istana kepresidenan, termasuk rincian dari tersebarnya korupsi, seorang politisi Afghanistan mengatakan kepada kantor berita The Times.
Polisi mengakap Salehi selama sebuah penyelidikan ke dalam New Ansari, sebuah perusahaan transfer uang yang bergantung pada kurir dan metode teknologi rendah untuk memindahkan uang tunai ke dalam dan keluar dari Afghanistan.
Sejak invasi AS ke Afghanistan pada 2001, New Ansari telah tumbuh menjadi sebuah pusat kegiatan keuangan di Afghanistan, memindahkan triliunan ke luar dari Negara tersebut, sebagian besar ke Dubai, untuk "Kekayaan warga Afghanistan setiap golongan" termasuk politisi, para pedagang obat-obatan terlarang dan para perjuang anti-pemerintahan, The New York Times mengabarkan.
Salehi diduga adalah orang kepercayaan dari beberapa orang-orang berkuasa di pemerintahan Afghanistan, termasuk Insinyur Ibrahim Spinzada yang, sampai saat ini, adalah ketua deputi dinas intelijen Afghanistan.
Kantor berita The Times mengatakan bahwa tidak jelas apakah Salehi dibayar untuk informasi, atau untuk memperluas pandangan AS ke dalam pemerintahan Karzai, atau keduanya.
Hubungan Salehi dengan CIA menggarisbawahi kontradiksi di dalam jantung kebijakan pemerintahan Obama di Afghanistan, harian tersebut mengatakan.
Karzai berada di bawah tekanan dari pemerintahan Obama untuk melakukan lebih banyak untuk membasmi korupsi di pemerintahannya untuk mendongkrak legitimasi pemerintahannya.
Bagaimanapun juga, CIA telah dengan kukuh membantah klaim menawarkan uang kepada para pejabat Afghanistan, menggambarkan ucapan-ucapan semacam itu sebagai sebuah upaya untuk merusak citra CIA.
"Sumber anonym ini nampaknya dikendalikan oleh kedunguan, kebencian, atau keduanya," Paul Gimigliano, juru bicara CIA mengatakan.
"Agen ini memainkan sebuah peranan penting dalam mempromosikan tujuan-tujuan Amerika di Afghanistan, termasuk keamanan dan stabilitas. Spekulasi mengenai siapa yang mungkin membantu mencapai tujuan tersebut adalah berbahaya dan kontraproduktif," Gimigliano menambahkan.
Menurut laporan, orang- orang terkemuka Afghanistan yang diungkap pejabat Amerika, berada dalam daftar gaji CIA termasuk kakak tiri Karzai, Ahmed Wali Karzai, dicurigai oleh para penyelidik memainkan sebuh peran dalam meledaknya penjualan opium di Negara tersebut.
Pemberitahuan tersebut telah menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru tentang bagaimana AS dapat mencabut korupsi di pemerintahan Afghanistan ketika operasi AS di Negara tersebut membutuhkan dukungan dari beberapa politisi dan pemimpin yang sama yang dituduh korupsi.
Bagikan