Latest Updates

Ajaran Kafir Ahmadiyah

Al Ustadz Jafar Shalih
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa beliau bersabda (yang artinya), “…tidak datang hari kiamat sampai muncul tiga puluh orang dajjal semuanya mengaku sebagai rasul” (HR Muttafaqun ‘Alaihi)
Sudah menjadi aqidah Islam yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah penutup para Nabi dan Rasul. Sejarah mencatat ketika Aswad Al Ansi dari Yaman, Musailamah Al Kadzdzab dari Yamamah mengaku sebagai nabi, tidak seorang pun shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang masih hidup ketika itu ketinggalan dan ragu dalam memerangi dan mengkafirkan mereka beserta para pengikutnya. Musailamah Al Kadzdzab, nabi palsu ini diperangi oleh Abu Bakar As-Shiddiq Raadhiyallahu Anhu dalam peperangan yang dipimpin oleh Khalid bin Al Walid dan mati ditangan Wahsyi Radhiyallahu Anhu.
Setelah itu bermunculanlah nabi-nabi palsu seperti yang diwanti-wantikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada hadits diatas. Diantara mereka, Thalihah Al Asadi yang diikuti oleh Bani Asad, Sujjaah seorang dukun yang diikuti oleh Bani Tamim dan Al Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi dari Tsaqif, setiap mereka mengaku sebagai nabi dan ummat Islam ketika itu tidak ragu dan ketinggalan bersama-sama para shahabat Radhiyallahu Anhum yang masih hidup, memerangi dan mencap mereka sebagai orang-orang yang murtad.
Pada surat Al Ahzab ayat; 40 yang artinya; “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al ahzab: 40)
Imam ahli tafsir Ibnu Katsir rahimahullah berkata; “…Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengabarkan dalam kitab-Nya dan rasul-Nya dalam sunnahnya yang mutawatir bahwa tidak ada nabi setelahnya. Hal ini agar semua orang mengetahui bahwa siapa pun yang mengaku-ngaku sebagai nabi setelah beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ia adalah pendusta besar, pembual, dajjal sesat dan menyesatkan…”
Akan tetapi ajaibnya masih saja ada orang yang mengaku akalnya sehat tertipu dengan bualan Mirza Ghulam Ahmad, yang lainnya membela dan merasa risih mengkafirkan mereka.
Padahal orang ini disisi pengakuannya sebagai Nabi ia juga mengaku sebagai Al Mahdi, Al Masih, mujaddid bahkan ia mengaku sebagai Nabi Isa, Nuh, Ibrahim, Musa, Daud, Yusuf, Yahya Alaihimusshalaatu Was Salaam, bahkan ia mengaku sebagai Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, sampai-sampai ia menganggap dirinya lebih utama dari seluruh Nabi dan Rasul. Dari sini bukan merupakan keanehan apabila orang ini juga mengaku sebagai Maryam ibunda Isa Alaihis-Salaam atau sebagai Malaikat Mikail Alaihis-Salaam , seperti yang ia sebutkan sendiri dalam tulisannya Nuzulul Masih (hal: 964), Izalatul Awham (hal; 253) dan Haqiqatul Wahyi (hal; 22).
Oleh karena itu Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah Mufti Saudi Arabia (wafat;1389 H) berkata; “Orang ini kalau bukan gila, maka ia lebih kafir daripada yahudi dan nashrani…bahkan barangsiapa yang tidak mengkafirkannya maka ia kafir wajib dimintai taubat, apabila ia bertaubat (maka dilepas) kalau tidak, dibunuh (Ini hak pemerintah bukan hak perseorangan -red Ghuroba) sebagai orang yang telah murtad”. Lihat Majmu’ Rasail wal Fatawa Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh rahimahullah. 
Sumber: www.ahlussunnah-jakarta.com
Dengan pengeditan tanpa mengubah makna



Artikel  anchaznet.com
Bagikan

0 Response to "Ajaran Kafir Ahmadiyah"

Post a Comment