Latest Updates

Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang  kamu dustakan? “(Ar Rahman 13,18,21,23,25,28,30,32,34,36,38,40,42,45,47,49,51,53,55,57,59,61,63,65,67,69,71,73,75,77)


Beberapa hari ini aku terus mendongkol kepada Allah.. Setiap ada yang tahu aku dikuret, selalu jawabannya “belum rejeki”. Aku berpikir, kenapa aku belum dikasih rejeki anak? kenapa orang lain yang kadang ga butuh dikasih Allah rejeki anak? Sampe aku ngomong ke Mas dodik, kalau belum rejeki sih gpp, tp kasih tau paling ga cluenya, kapan rejekinya itu mau dikasih. Atau apa rumusnya supaya bisa dikasih rejeki tsb. Mas dodik ngebales, baca ayat kursi aja.
“Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Kekal lagi terus menerus mengurus makhlukNya, tidak mengantuk dan tidak tidur KepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang meraka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. “(Al-Baqarah : 255)


Dezigh, aku langsung mengucap.  Ya Allah,ampunkan aku.. Ya Allah maafkan aku, bener2 ga tahu malu udah protes ga jelas seperti ini mengenai masalah anak, sedangkan rejeki yang lain terlimpah begitu banyak untuk kami.
Aku jadi ingat, dulu aku pengen masuk SMA favorit, Allah tidak mengabulkan keinginanku, aku masuk SMA yang biasa-biasa saja. Namun di SMA tsbt aku bertemu dengan teman2 yang luar biasa, dan aku bisa dapat kesempatan masuk PTN tanpa UMPTN. Kembali lagi ke PTN, aku ingin masuk PTN di Jawa, bahkan sudah mengisi formulirnya, tapi orangtua tidak merestui, akhirnya aku masuk PTN di daerahku. Di PTN ini aku bertemu lagi dengan teman-teman yang luar biasa dan aku bahkan tidak menyesal sama sekali Allah mengirimkan aku masuk PTN ini. Aku malah akhirnya bersyukur, bisa masuk PTN tsb. Kemudian aku tidak mau menjadi dosen setelah lulus, aku ingin bekerja sebagai engineer, karena kelihatannya keren dan macho. NAmun Allah berkata lain, Dia malah menggampangkan jalanku untuk menjadi dosen dan menyusahkan jalan utk bekerja sbg engineer. Alhamdulillah dgn menjadi dosen aku bisa meneruskan studiku, walaupun dl ketika lulus S1 aku bertekad tidak mau sekolah lagi, namun karena aku bisa dolan2 ke luar negri sebagai bonusnya, aku sangat bersyukur waktu itu. Dan ternyata di tempat aku melanjutkan studi tsb aku bisa bertemu jodohku. Allah juga memberikan kemudahan bagi ku selama kuliah S2, sensei yang baik, teman2 yaang baik, lab dan penelitian yang aku suka, bahkan sampai kesempatan melanjutkan S3 dengan perpanjangan beasiswa walaupun pindah ke universitas yang lain. Allah memberi kelancaran kesemuanya itu, Alhamdulillah. Dan saat2 ini, saat2 menentukan utk kelulusan S3 ku, Alhamdulillah Allah memberi kelancaran dan jalannya selalu ada setiap aku menemukan kesulitan untuk lulus.
Ga usah yang terlalu jauh spt yang di atas, nikmat penglihatan, pendengaran, nikmat kesehatan yang Allah berikan, rejeki  setiap bulan , sampai bisa jalan-jalan ke negara lain…, dll…ah ga kan bisa di list sangking panjangnya. Seharusnya aku tidak boleh menutup mata dan menyepelekan nikmat2 lain yang buanyaaak sekali diberikan Allah kepada ku, hanya karena aku belum dikarunia anak.
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Bagaimana fikiran kamu, jika Allah melenyapkan pendengaran serta penglihatan kamu, dan Ia pula memeteraikan atas hati kamu? Siapakah Tuhan selain Allah yang berkuasa mengembalikannya kepada kamu?” Lihatlah bagaimana Kami berulang-ulang menerangkan tanda-tanda kebesaran Kami (dengan berbagai cara), dalam pada itu, mereka tetap juga berpaling – ingkar.” (al-An’am:46)


Sempat juga kemaren terpikir, kenapa Allah memberikan kesempatan aku hamil, kalau memang harus diaambil lagi? kenapa ga negatif skalian dari awal..Subhanallah..bahkan hanya 3 bulan saja hamil, sungguh luar biasa pengalaman yang aku dapatkan. Aku bisa merasakan perasaan seorang ibu yang sedang mengandung anaknya, wlpun hanya 3 bulan. Sungguh luar biasa. Dari perubahan badan, nafsu makan, bahagia didalam ada manusia kecil yg tergantung ama aku,,ah subhanallah perasaan itu sungguh luar biasa, dan tidak bisa aku bandingkan dengan perasaan yang lain. Mungkin Allah ingin memberikan kesempatan pada aku utk bisa merasakan perasaan yang luar biasa itu. Kalau dr awal negatif bagaimana mungkin bisa aku rasakan perasaan itu? bagaimana mungkin aku bisa menggambarkan dasyatnya perasaan tersbut?
TErimakasih ya Allah.. ampunkan aku yang telah kufur nikmat padaMu, hanya karena satu hal lantas aku menyepelekan hal yang lain. Ampunkan aku yang ingin mengatur Mu mengenai rejeki anak.. ampunkan aku ya Allah…Pdhl sesungguhnya Engkau lebih mengetahui apa yg lebih baik untukku, sedangkan aku tidak mengetahui sedikitpun melainkan hanya keinginan belaka.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu dengan keadaan tidak mengetahui sesuatupun; dan dia mengaruniakan kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta hati akal fikiran; supaya kamu bersyukur” (an-Nahl:78)
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman: “Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras.” (Ibrahim: 7)


Namun tetap aku memohon padaMu ya Allah, berikanlah kepada kami keturunan yang sholeh, sehat dan tidak kurang suatu apapun. Aku ingin merasakan lagi hamil, dan kali ini aku ingin merasakan melahirkan dan membesarkan anak ku ya Allah. Ingin merasakan bagaimana menjadi seorang Ibu. Aku ingin saat aku meninggal kelak, ada doa anak yg sholeh yang bisa menjamin aku masuk ke SurgaMu ya Allah. Oh ya Allah.. aku mohon kabulkan dan dengarkan lah doaku ini, sesungguhnya Engkau Maha mendengarkan doa.. Amieen ya Rabbal Alamieeen
-ditulis dengan linangan airmata penyesalan dan airmata permohonan pada Engkau ya Rabb-
Bagikan

0 Response to "Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Post a Comment